Samarinda, Kaltimnow.id – Komisi IV DPRD Kaltim menyoroti pentingnya penanganan berbagai kasus disabilitas dalam lingkungan sekolah inklusi.
“Jadikan difabel macam-macam, ada autis, tuna rungu, tuna wicara, dan lain-lain. Kalau tuna rungu, kan ada sekolahan khusus, tapi setelah itu, jika penanganan tuna rungu dimulai sejak awal, mereka bisa masuk ke sekolah inklusi karena kemampuannya sudah mendekati anak-anak yang lain,” ucap Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Puji Setyowati.
Puji menyoroti perlunya penanganan yang tepat untuk memperbanyak sekolah inklusi yang lebih luas.
“Anak-anak autis misalnya itu kan penanganannya cepat. Jadi mereka bisa masuk ke dalam lingkungan inklusi,” katanya.
“Namun, hal ini tetap memerlukan perhatian khusus dari guru ekstra sebagai pendamping. Kehadiran guru pendamping sangat diperlukan karena kekhawatiran akan munculnya reaksi hormonal,” sambungnya.
Politisi Demokrat ini menekankan perlunya fasilitas yang memadai dalam lingkungan inklusi.
“Kecacatan fisik biasanya diakomodasi dalam inklusi, namun persiapan tempat dan fasilitasnya harus diperhatikan. Mulai dari aksesibilitas, pegangan, serta fasilitas lainnya harus disesuaikan dengan kebutuhan individu,” ucapnya.
Selain itu, fasilitas lainnya yang perlu diperharikan seperti pengguna kursi roda harus menyediakan layanan jalan yang miring di setiap sekolah inklusi.
“Maka sekolah harus menyediakan fasilitas yang sesuai agar siswa tersebut dapat mengakses seluruh area sekolah dengan nyaman,” jelasnya.
Puji menegaskan pentingnya perhatian terhadap berbagai kebutuhan individu dalam lingkungan sekolah inklusi.
“Penting bagi kita untuk memastikan bahwa lingkungan inklusi tidak hanya ramah terhadap keberagaman, tetapi juga memiliki fasilitas yang sesuai untuk setiap kebutuhan, demi memastikan akses dan pendidikan yang merata bagi semua anak,” pungkasnya. (tia/adv/dprdkaltim)