Kutai Kartanegara, Kaltimnow.id – Upaya pencegahan stunting di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus dilakukan oleh pemerintah setempat. Selain Dinas Kesehatan (Dinkes) Kukar, dari Bunda Pendidikan Anak Usian Dini (PAUD) dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar juga berupaya menekan kasus tersebut.
Bunda PAUD Kukar, Maslianawati Edi Damansyah mengatakan kepada Kaltimnow.id, bersama dengan Disdikbud Kukar melakukan pendampingan pendidikan keluarga dengan mengusung tema ‘Ragapantas Mari Wujudkan Generasi Emas dan PAUD Berkualitas’.
“Adanya stunting disebabkan anak yang mudah sakit, seperti terkena diare, campak, TBC dan penyakit lainnya. Selain itu adanya keterbatasan air bersih dan sanitasi air yang kurang buruk menjadi faktor. Dan juga ketersediaan pangan ditingkat rumah tangga yang masih rendah,” katanya, Sabtu (13/11/2021) sore.
Lebih lanjut, wanita yang akrab dipanggil Maslianawati ini menjelaskan, adanya ciri-ciri dari stunting yakni kekurangan gizi kronis, sehingga anak gagal tumbuh kembang. Dan itu terjadi dalam 1.000 HPK (Hari Pertama Kehidupan), dimulai dari janin berada di dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun.
“Stunting tidak hanya menyebabkan hambatan pertumbuhan fisik dan meningkatkan kerentanan terhadap penyakit, tetapi juga mengancam perkembangan kognitif yang akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan saat ini dan produktivitas anak dimasa dewasanya,” jelasnya.
Dengan demikian, dirinya berharap adanya keterlibatan secara aktif dari orang tua, para kepala desa, anggota PKK serta guru-guru di PAUD untuk bersama-sama mencegah kasus stunting.
Sementara itu Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kukar, Maria Ester mengatakan, Pemkab Kukar sangat serius mencegah stunting, sehingga ada beberapa konsep serta langkah-langkah inovasi yang sudah dilakukan.
“Dalam rangka pencegahan stunting yang terintegrasi, dimulai dari kabupaten, kecamatan, desa atau kelurahan,” ungkapnya. (adv diskominfo/ant)