Samarinda, Kaltimnow.id – Sesuai Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (RI), angka stunting nasional mengalami penurunan dari 37,2 persen pada tahun 2013 menjadi 30,8 persen pada tahun 2018.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim Noryani Sorayalita, saat mewakili Wakil Gubernur (Wagub) Kaltim Hadi Mulyadi, pada kegiatan Advokasi Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Penguatan Kerjasama Anggota Tim Percepatan Penurunan Stunting tahun 2022, berlangsung di Hotel Bintang Sintuk Bontang, pada Kamis (22/09/2022).
“Tahun 2022 penurunan stunting lebih dari 3 persen, oleh karena itu intervensi spesifik dan intervensi sensitif harus benar-benar dijalankan dengan baik karena target akhir di tahun 2024 menjadi 14 persen,” ujarnya saat menyampaikan sambutan Wagub Kaltim Hadi Mulyadi.
Untuk presentase stunting di Kalimantan Timur pada 2019 sebesar 28,09 persen dan pada 2021 sebesar 22,8 persen. Sementara di Kaltim terdapat 4 kabupaten dan kota yang memiliki angka stunting paling rendah presentase rerata Provinsi yakni Kutai Kartanegara, Balikpapan, Mahakam Ulu, dan Samarinda.
Sedangkan untuk 6 kabupaten/kota lainnya Kutai Timur, PPU, Kukar, Bontang, Berau dan Paser, yang memiliki persentase stuntingnya masih berada di atas rata provinsi.
“Selain itu, mengingat Kaltim akan menjadi Ibu Kota Negara perlu kiranya usaha peningkatan kapasitas masyarakat atau sumber daya manusia dalam menghadapi persaingan dan tantangan agar dapat ikut serta dan berperan aktif dalam sektor-sektor pembangunan,” jelasnya.
“Salah satunya melalui penurunanan angka stunting,” imbuh Soraya sapaan akrabnya.
Pada tingkat provinsi telah dibentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dengan Keputusan Gubernur Nomor 463/K.159/2022 tentang Pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Kalimantan Timur, pada 14 Maret 2022.
Sementara itu, Kepala Bidang PPKB Syahrul Umar mengatakan, berdasarkan data e-Infoduk DKP3A Kaltim, jumlah penduduk Bontang sebanyak 185.393 jiwa atau 4,82 persen dari jumlah penduduk Kaltim dengan rincian laki laki 96.113 jiwa (52 persen) dan perempuan 89.280 (48 persen).
“Untuk jumlah balita di Bontang sebanyak 16.273 jiwa (9 persen). Sementara jumlah usia produktif 15-24 tahun sebanyak 645.121 jiwa,” ujar Syahrul.
Saat ini, Syahrul menjelaskan, angka prevalensi stunting Bontang adalah 26,3 persen. Sedangkan jumlah Balita stunting di Bontang Selatan sebanyak 483 balita, Bontang Utara sebanyak 694 dan Bontang Barat sebanyak 1.156 balita. Untuk keluarga beresiko stunting di Bontang Selatan sebanyak 7.114, Bontang Utara sebanyak 8.724 dan Bontang Barat sebanyak 14.840.
“Oleh karenanya usaha dan aksi percepatan pencegahan stunting perlu dilakukan bersama sama bukan hanya pemerintah, OPD lintas sektor tapi juga lembaga non pemerintah serta masyarakat,” pungkas Syahrul. (cintia/adv/kominfokaltim)