Samarinda, Kaltimnow.id – Sosialisasi Perempuan Teladan, Optimis dan Produktif (TOP) dengan tema Viralkan Perdamaian Dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme digelar oleh Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Timur (Kaltim) melalui bidang perempuan dan anak.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kaltim Erni Makmur Hadi Mulyadi, dalam sambutannya menyampaikan, salah satu bentuk ancaman tantangan hambatan dan gangguan bagi bangsa dan negara adalah dengan masuk dan berkembangnya berbagai paham radikalisme di dalam suatu negara, termasuk Indonesia sebagai salah satu negara demokrasi terbesar di dunia.
“Ideologi dan paham-paham besar di dunia ditambah dengan keterbukaan informasi dan teknologi yang sangat kuat, memiliki kepekaan dan sensitifitas. Khususnya terkait dengan masuknya paham-paham radikalisme di Indonesia, baik yang berasal dari luar negeri maupun yang berkembang di dalam negeri,” katanya, di gedung Guru PGRI Kaltim Samarinda, pada Rabu (21/09/2022).
Kondisi bangsa Indonesia saat ini lanjut dia, dianggap masih cukup memprihatinkan. Terlihat dari semakin berkembangnya gerakan radikalisme dalam waktu hampir kurang lebih 15 tahun terakhir dalam rentan waktu pada bulan Mei tahun 2018, pernah 5 kali terjadi kasus teror di Indonesia dan pada bulan November 2016 terjadi di Samarinda.
“Ini kita masih ingat, yaitu pemboman gereja Oikumene di Sengkotek Samarinda yang mengakibatkan dua anak meninggal dunia,” ujarnya.
Erni menyebut, keberadaan gerakan radikalisme di Indonesia tentunya tidak dipungkiri, dipengaruhi dan dilatarbelakangi oleh masuknya paham radikal melalui kelompok radikalisme dan radikalisme internasional.
Keberadaan kelompok jaringan tersebut tentunya secara langsung telah berdampak pada tumbuh dan berkembangnya kelompok-kelompok radikal di berbagai daerah. Salah satu bentuk nyata dari radikalisme Indonesia yaitu dengan melancarkan berbagai aksi teror bom, baik itu bom dan senjata pada masyarakat dan aparat keamanan, sehingga mengancam keutuhan negara Republik Indonesia.
“Terorisme telah membuat kita saling curiga dan saling memusuhi. Terorisme juga telah mencederai ikatan persaudaraan dan nilai-nilai toleransi yang sejatinya menjadi kultur budaya bangsa,” ujarnya.
Terorisme bukan hanya dilakukan oleh laki-laki, namun juga kaum perempuan mulai ingin mengikrarkan ideologinya. Salah satu hal yang menjadi sarana penyebaran paham radikalisme dan terorisme adalah media sosial.
“Kita tahu bahwa pengguna media sosial terbanyak adalah perempuan dan anak terutama anak-anak milenial, tentunya ini juga bisa menjadi salah satu sarana untuk menyebarkan paham-paham radikal dan terorisme,” katanya.
“Perempuan khususnya di Kalimantan Timur, tentunya harus memperkuat dan meningkatkan peran utama terhadap rasa aman terhadap keluarga, karena gerakan perempuan sejatinya memiliki potensi besar dalam ancaman radikalisme dan terorisme paham radikalisme. Karena itu dibutuhkan kerjasama dari seluruh elemen masyarakat bersama pemerintah dan ikut mengambil peran dalam memerangi radikalisme dan terorisme yang ada di Indonesia,” pesannya.
Ketua FKPT Kaltim Ahmad Zubaidi, mengatakan filosofis dari terlaksananya kegiatan ini, dimana program ini awalnya dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang diimplementasikan ke daerah-daerah melalui FKPT.
Menurutnya, pencegahan ini bergerak secara semesta, yang salah satu komponennya ialah perempuan dan anak. Dari hasil paparan yang disampaikan pada kegiatan sosialisasi hari ini, ternyata kaum perempuan lebih radikal dibandingkan laki-laki.
“Faktanya adalah kejadian-kejadian Bom yang di Surabaya perempuan unsurnya, termasuk di Balikpapan kemarin juga seorang perempuan, nah itu fakta-fakta nya,” ucapnya.
“Oleh sebab itu, disini benteng dari program ini adalah kehulu, jadi sangat di dahulukan memberdayakan pencegahan ini dari rumah tangga, dari keluarga untuk membentengi anak-anak kita dari paham Intoleransi, paham radikalisme dan mengarah kepada tindakan terorisme, filosofinya seperti itu,” pungkas Ahmad. (cintia/adv/kominfokaltim)