Jakarta – Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, melalui Unit Penyelenggara Bandar Udara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto menjalin kerjasama dengan PT. Total Access to Solar Indonesia dengan melakukan Perjanjian Sewa Guna Usaha untuk Peralatan Tenaga Surya Photovoltaik.
Kerjasama ini merupakan salah satu Pilot Project yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dalam mengurangi Gas Rumah Kaca, sejalan dengan Program Permerintah pada Rencana Aksi Nasional – Penurunan Gas Rumah Kaca (RAN-GRK).
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Polana B. Pramesti mengapresiasi dukungan yang diberikan oleh PT. TATS Indonesia kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, pada hal ini Bandar Udara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto Samarinda.
“Kami sangat mengapresiasi dukungan yang telah diberikan. Diharapkan, hal ini dapat menjadi proyek percontohan dan dapat memberikan kontribusi yang baik bagi dunia penerbangan di Indonesia,” tutur Polana.
Kerjasama Ditandatangani oleh Kepala Bandar Udara APT Pranoto, Dodi Dharma Cahyadi, mewakili Direktur Jenderal Perhubungan Udara dan Direktur Total Solar Singapura, Lorenzo Mancini, dengan dihadiri oleh Arividya Noviyanto selaku Country Director Total, dan H. Ismansyah selaku Kepala Dinas Perhubungan Kota Samarinda.
Dalam paparannya, Dodi menyebutkan bahwa hal ini merupakan inovasi baru yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Melalui kerjasama ini, Bandar Udara APT Pranoto memiliki tenaga alternatif guna menekan anggaran, serta dapat menciptakan tenaga terbaharukan dari Solar Cell yang dimiliki.
“Kami merasa bangga telah melakukan kerjasama ini, karena hal ini sejalan dengan fokus pemerintah dalam menurunkan Gas Rumah Kaca. Hal ini juga dapat mengurangi anggaran hingga 30% dari penggunaan PLN,” jelas Dodi.
Pelaksanaan kerjasama antara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dengan CSR perusahaan asal Perancis ini ditanggung sepenuhnya oleh Total Solar Distributed Generator dan akan terlaksana, paling lama, terhitung sejak 6 (enam) bulan dari ditandatanganinya Perjanjian Sewa Guna Usaha untuk Peralatan Tenaga Surya Photovoltaik.
“Solar Cell ini juga akan diproyeksikan untuk memasok tenaga khususnya di Terminal dan Tower Bandara. Kami harapkan dari kerjasama yang dilakukan, dapat menekan pengeluaran anggaran serta dapat terlaksana secepatnya dan dengan sebaik-baiknya,” tambah Dodi.
Untuk diketahui, Bandar Udara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto memiliki panjang runway 2.250 x 45 m, luas terminal 12.400 m2, dan luas apron 300 x 135 m. Bandar Udara APT Pranoto juga dapat melayani pesawat sejenis Boeing 737-800 dan menampung hingga 1,5 juta penumpang pertahun, serta melayani hingga 48 pergerakan pesawat perhari.
Selanjutnya, Solar Cell di Bandar Udara APT Pranoto akan menghasilkan setidaknya 600 kW dengan dukungan Colar Cell pada atap (Roof Top) Terminal Bandar Udara APT Pranoto.
Diharapkan, Pilot Project untuk penggunaan Solar Cell di Bandar Udara APT Pranoto dapat mendorong penurunan Gas Rumah Kaca, sejalan dengan program pemerintah, serta mendorong Bandar Udara lainnya untuk juga menggunakan tenaga alternatif yang dapat terbaharukan. (kmn)