Samarinda, Kaltimnow.id – Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, tentu saja akan membawa berkah bagi daerah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Sebab Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Republik Indonesia (RI) menyatakan, pembangunan IKN Nusantara akan didesain sebagai New Smart City.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Kaltim, Muhammad Faisal, saat di Podcast VIP Room yang dipandu oleh host Ade Mayasanto Pimpinan Redaksi (Pimred) Tribun Kaltim, dengan tema Smart City IKN Nusantara, pada Rabu (27/07/2022).
“Dengan pusat teknologi digital tingkat global. Menkominfo Johnny Gerard Plate mengatakan, upaya pembangunan Smart City di IKN ini akan memberikan kemajuan pembangunan ekosistem digital,” katanya.
Dengan itu, Faisal menilai, pembangunan smart city IKN akan bermanfaat bagi daerah. Utamanya dalam hal percepatan transformasi digital. Tiga kota penyangga di sekitar IKN, yakni Balikpapan, Samarinda dan Bontang pun telah masuk dalam program 100 kota smart city di Indonesia.
Namun, sebelum ditetapkannya IKN di Kaltim, dia menuturkan banyak problem fundamental yang harus dituntaskan sebelum mewujudkan smart city IKN. Mulai dari pembangunan infrastruktur telekomunikasi dasar, kesiapan sumber daya manusia (SDM), sampai kepada dukungan dari unsur pemerintahan daerah.
Faisal menyampaikan, salah satu problem yang dialami Kaltim, terkait transformasi digital. Yakni Fiber Optik yang masuk ke dalam Kaltim sendiri baru mencapai 65 persen.
“Itu pun di daerah Mahulu dan Kutai Barat, masih sering putus, entah itu kegigit binatang dan tertindas truck,” ujarnya.
Dengan hal ini, Faisal mengakui, semenjak ditetapkannya IKN Nusantara di Kaltim, pembangunan transformasi digital di Kaltim menjadi lebih efektif. Salah satunya dari 3 provider utama adalah adanya pembangunan 40 sampai 50 tower, di Kabupaten Paser, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan Kota Balikpapan.
“Dengan adanya IKN, ini merupakan suatu keberkahan. Infrastruktur jalan, jembatan, listrik, air, kita mendapatkan berkah banyak,” ucap Faisal.
Tidak hanya itu, dirinya juga menilai, kesiapan unsur pemerintahan, tidak hanya berbicara soal fasilitas sarana dan prasarana digital. Tapi juga mindset pemerintah itu sendiri dalam memahami konsep smart city.
“Berbicara smart city kita harus lebih dulu menyamakan persepsi. Jadi smart city bukan hanya sekadar serba digital atau semua OPD buat aplikasi. Tapi bagaimana pelayanan publik ke masyarakat itu lebih efisien dan efektif,” ungkapnya. (cintia/adv/kominfokaltim)