Samarinda, Kaltimnow.id – Wakil ketua komisi III DPRD Kalimantan Timur Agus Suwandi mengatakan, ada 222 desa yang belum teraliri Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kaltim.
Hal itu disampaikannya saat melakukan Rapat Kerja (Raker) dengan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kaltim membahas terkait realisasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kalimantan Timur.
“Maka dari itu untuk realisasi kita di 2021 maupun baik itu kegiatan ESDM maupun kegiatan PLN mana saja yang bisa mengurangi itu. Mudah-mudahan 50 desa lah bisa terkurangi nantinya,” ucap Agus Suwandi saat ditemui usai rapat, di gedung E lantai 1 DPRD Kaltim, pada Senin (14/06/2021).
Terkait hal tersebut, Kepala Dinas ESDM Kaltim Christianus Benny mengatakan, pada tahun ini ada 30 desa yang harus dibantu dari 222 desa. Sedangkan pihaknya hanya mampu mengadakan PLTS di 6 desa.
“Setiap tahun kalau 6 desa dari 222 perlu waktu hampir 30an tahun, kalau tidak dibantu PLN kita tidak bisa, jadi harus ada bantuan beberapa pihak,” ungkap Benny.
Ia mengatakan, pada tahun 2025 akan ada pengurangan bahan bakar fosil dari batubara secara bertahap, untuk itu PLTU yang ada di Kaltim akan diganti yang harus melalui beberapa tahapan.
“Kemarin persentasi dari PLN sendiri 2060 baru bisa penjelasan, tapi kalau kita memanfaatkan media masa dari perkebunan sawit, kehutanan atau limbah-limbah yang lain, insyaallah tidak sampai segitu,” jelasnya.
Lanjut Benny, dengan catatan PLN harus konsisten untuk pergantian bahan baku fosilnya.
Dinas ESDM sendiri sudah ada kerja sama pada proses hilirisasi di metanol, dan siap dari tahun 2019, salah satunya yang sudah dilaksanakan.
“Mungkin nanti ada beberapa kerjasama dengan kehutanan untuk pembentukan cairan Nano yang selama ini banyak diperlukan untuk alat kosmetik, nah itu nilainya sangat mahal, dan pemanfaatan yang harus di hilirisasi,” papar Benny.
Terkait bantuan PLTS tersebut, ia mengaku sudah berjalan, dan tahun ini pada bulan Agustus sudah bisa dilaksanakan.
“Harapannya diakhir November sudah kelar, jadi seperti tahun sebelumnya itu ada 6 tempat bantuan PLTS, tahun ini 6, insyaallah tahun depan ada 6, jadi rata-rata tiap tahun ada 6 desa yang kita bantu dengan PLTS,” ujar Benny.
Ia menerangkan, untuk tahun ini ada di desa manggelam, desa tadowan, desa Tanjung soppek, muara layung, desa marawis, di ronglancing.
“Yang kami dahulukan adalah daerah-daerah kabupaten yang jauh, agar dapat terjangkau semua daerah,” ucap Benny.
Penulis: Chintia