Dalam Ruas-Ruas Memori

Aku ketidakmungkinan dan kau ketidakpastian Jika aku hadir, kau barangkali menyingkir Kadang aku segan sedang kau sungkan   Aku memikirkanmu Dalam rentang waktu merah menyala hijau   Kau menyapaku dari

Kemis Pengemis

“Apa lagi yang hendak kau harap selain suapan pengasihan dari yang kita beri tanda kehormatan?”   Mereka duduk di sana Menguap pongah, memandang ogah barisan mati tanpa arti tanpa belati

Yang Terhormat, Mafia Perdamaian

Apa yang kalian harapkan dari letusan pistol-pistol itu? Mereka datang membawakan uang? lantas memohon “tolong hentikan!” ? Apa yang kalian inginkan dengan kuasa itu? Mereka mengangkat bendera putih tinggi-tinggi? lantas

Balada Lambung Ksatria

Malam ini telah kukenakan baju zirahku Kubelai kuda tempurku, kuasah tajam pikiranku Mataku tak ragu memandang lurus menembus segala yang nyata dan yang tak teraba   Dari kejauhan kudengar genderang

Apa kabar, Tuhan?

Apa kabar, Tuhan?   Apa kabar, Tuhan? Apa kau baik-baik saja? Tidakkah kau merasa kesepian? Sendirian dengan segala Kuasa-Mu? Sendirian dengan kekuatan yang tak ada habisnya? Ah, bicara apa aku?

Dalam Ruas-ruas Memori

Dalam Ruas-ruas Memori   Aku ketidakmungkinan dan kau ketidakpastian Jika aku hadir, kau barangkali menyingkir Kadang aku segan sedang kau sungkan Aku memikirkanmu Dalam rentang waktu merah menyala hijau Kau

Tidak Ada Lagi Postingan yang Tersedia.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.