Samarinda, Kaltimnow.id – Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Salehuddin telah mengeluarkan pernyataan terkait penghapusan skripsi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
Ia menyatakan bahwa penghapusan skripsi sejauh ini adalah bagian dari kebijakan Kemendikbud Ristek.
Meskipun ia tidak sepenuhnya mendukung penghapusan skripsi, ia memiliki ide yang berbeda untuk memperbaiki sistem tersebut.
Menurut Salehuddin, proses ujian akhir yang biasanya diwakili oleh skripsi, tesis, atau disertasi dapat dihilangkan.
“Namun, dalam setiap tahapan semester, mahasiswa harus menghasilkan karya ilmiah yang mencerminkan kemampuan akademis mereka,” ungkapnya saat dikonfirmasi pada Minggu (22/10/2023).
Salehuddin berpendapat bahwa ini akan memberikan fleksibilitas kepada mahasiswa untuk tidak terjebak dalam penulisan tugas akhir yang panjang di semester terakhir.
Ia juga menekankan pentingnya memberikan waktu yang cukup kepada mahasiswa untuk mengejar minat mereka dan mengembangkan karya ilmiah yang berkualitas.
Setiap semester harus diisi dengan progres dalam pembuatan karya ilmiah yang relevan dengan bidang studi mereka.
Dengan demikian, Salehuddin mencoba menciptakan solusi tengah yang mempertimbangkan penghapusan skripsi tetapi tetap memerlukan mahasiswa untuk terlibat dalam kegiatan akademik yang memadai sepanjang masa kuliah mereka.
Ini juga akan membantu mahasiswa dalam pengembangan kompetensi penelitian mereka secara bertahap.
Karya tulis ini justru merupakan cara mengoptimalkan pendidikan tinggi dan meningkatkan kualitas lulusan universitas.
“Sambil mempertimbangkan kebutuhan mahasiswa dan perkembangan ilmiah yang berkelanjutan,” tutupnya. (sio/adv/dprdkaltim)