Samarinda, Kaltimnow.id – Anggota Komisi III DPRD Kaltim, Sutomo Jabir, mengungkapkan keprihatinannya terhadap pengelolaan anggaran pendidikan yang belum terencana dengan baik.
Ia menyoroti bahwa anggaran pendidikan yang besar, minimal 20 persen dari anggaran total, harus digunakan dengan lebih terfokus pada kebutuhan masyarakat daripada hanya memenuhi kebutuhan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah).
“SKPD sering kali terlalu terfokus pada digitalisasi dan pengadaan alat pembelajaran, sementara di lapangan masih banyak siswa yang menghadapi masalah serius dalam hal fasilitas belajar,” terangnya saat ditemui di Gedung B DPRD Kaltim, belum lama ini.
Seperti ruang kelas yang terbatas dan bahkan beberapa daerah yang tidak memiliki fasilitas sekolah yang memadai menjadi masalah utama.
Menurutnya, ini merupakan ironi, meskipun ada investasi besar dalam alat pembelajaran, banyak siswa masih kesulitan untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
Sutomo Jabir juga mengkritik penerima beasiswa yang tidak proporsional.
Ia berpendapat bahwa prioritas harus diberikan kepada daerah-daerah yang belum memiliki SMA yang memadai.
Selain itu, ia mencatat bahwa pemerintah cenderung menjalankan rutinitas tahunan tanpa inovasi yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Terakhir, ia mengecam penggunaan anggaran pendidikan sebesar triliunan rupiah yang tidak selalu mencerminkan manfaat yang maksimal bagi masyarakat.
Ia mengusulkan agar lebih banyak dana dialokasikan untuk penambahan ruang kelas baru (RKB) atau pembangunan sekolah baru, terutama di daerah-daerah yang belum memiliki fasilitas pendidikan yang memadai.
“Sebagai negara yang mewajibkan pendidikan dasar selama 12 tahun, penting untuk memastikan bahwa semua anak-anak memiliki akses yang setara terhadap fasilitas pendidikan yang berkualitas,” tandasnya. (sio/adv/dprdkaltim)