Samarinda, Kaltimnow.id – Diamanahi untuk menggali potensi atlet usia dini, Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) Kalimantan Timur (Kaltim), mengaku masih terkendala minimnya fasilitas penunjang. Khususnya, piranti-piranti penerapan sport science, sebagai media parameternya.
Hal ini dikatakan Kepala Sekretariat DBON Kaltim, Zairin Zain belum lama ini. Menurutnya, ia akan mengusulkan pengadaan sport science ini ke Gubernur Kaltim pada tahun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2024 nanti. Sebab, hingga kini baru empat daerah yang memiliki sport science, yakni, Surabaya, Yogyakarta, Bandung dan Semarang.
“Mudah-mudahan kalau disetujui dan alat ini ada, maka persiapan kita lengkap. Jadi, satu-satunya di Kaltim, dan semua daerah boleh kirim (atlet muda) ke Samarinda. Setiap daerah kan punya potensi,” ujarnya.
Sport science sendiri merupakan penerapan berbagai ilmu pengetahuan yang bisa mengukur kemampuan dan potensi seorang atlet. Terdiri dari ilmu kepelatihan, biomekanika, motor control dan motor development. Termasuk ilmu psikologis, ukuran asupan nutrisi dan lain-lain.
“Dengan sport science, bisa diketahui keunggulan dan kelemahan seorang olahragawan. Jadi kita bisa tentukan, anak ini minatnya kemana, bisa diarahkan,” jelasnya.
Ia mencontohkan di cabang olahraga (cabor) bulu tangkis. Saat seorang pemain dites melalui sport science, dengan postur tubuh yang tinggi, namun ternyata secara power indikatornya lemah. Apabila ini dipaksakan, maka bisa dipastikan bakal sulit untuk bersaing.
Pengadaan sport science disebut Zairin sangat penting, agar pembinaan pada anak usia dini yang dilakukan tidak sia-sia. Ia berharap hal ini bisa terealisasi secepat mungkin. Sehingga bisa berkolaborasi dengan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim sebagai pemangku kebijakan keolahragaan Benua Etam. (dan/adv/disporakaltim)