Samarinda, Kaltimnow.id – Pasca kegagalan di PON Papua lalu, Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kaltim langsung bergerak cepat melakukan pembenahan. Di bawah kepemimpinan Misbachul Choir, FPTI gencar menggelar dan mengikuti beragam kejuaraan, mulai dari usia dini hingga senior. Hasilnya, di Babak Kualifikasi (BK) PON di Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Kaltim kembali menjadi daerah terbaik di luar Jawa bersama Papua, dengan capaian 1 emas dan 1 perak.
Sekretaris Umum (Sekum) FPTI Kaltim, Miswan Prima Putra, menyebut ada perubahan kekuatan dalam kejuaraan kali ini. Ia mencontohkan Bali sebagai salah satu barometer panjat tebing nasional, bahkan hanya bisa meraih 1 medali emas di hari terakhir.
“Bali yang saya tahu persiapannya lebih panjang saja nyaris tanpa medali. Jadi memang ada perubahan peta kekuatan saat ini,” jelas Miswan.
Ya, setelah mendapat emas melalui Jamal Al Hadad di nomor boulder perorangan putra, Benua Etam berhasil menambah sekeping perak lagi di kategori boulder beregu putra. Sementara, untuk atlet yang lolos non medali, Miswan masih belum bisa menyebut angka pastinya, karena masih belum diputuskan oleh PP FPTI.
“Yang jelas di atas lima orang yang lolos non medali,” ucapnya.
Dijelaskan Miswan, sebenarnya kans untuk menambah medali sangat terbuka di nomor putri. Namun, sebagai bagian dari strategi antara pelatih dan Ketua FPTI Kaltim, Misbachul Choir, mengingat kepentingan yang lebih besar, akhirnya diputuskan untuk mementingkan kuota lolos dulu.
“Karena begini, kalau memaksakan untuk masuk medali, kita tak bisa meloloskan yang lain, khususnya di nomor putri,” terang Miswan.
Disinggung persyaratan zona medali yang diminta KONI Kaltim, Miswan menyebut akan melaporkan nantinya terkait strategi yang dijalankan tersebut. Di mana salah satu alasannya adalah untuk menjaga keseimbangan tim, jika memaksakan medali di salah satu nomor andalannya.
Meski begitu, Miswan mengaku cukup puas dengan hasil ini. Pasalnya, dua medali yang didapat atlet-atletnya diraih di nomor paling bergengsi untuk cabor panjat tebing.
“Untuk emas dan perak yang kita dapat ini merupakan level tertinggi di panjat tebing. Daerah-daerah lain bahkan mulai mewaspadai kekuatan kita. Mereka bilang Kaltim sudah kembali seperti dulu,” pungkas Miswan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim, Agus Hari Kesuma (AHK) dalam beberapa kesempatan selalu mengingatkan agar prestasi cabor di BK PON, tak membuat mereka lengah. Pasalnya, ada banyak faktor yang memengaruhi saat PON sebenarnya berlangsung.
“Saya meminta hasil ini benar-benar bisa dijaga dan dianalisa. Semoga Kaltim bisa kembali berada di 5 besar PON, setelah sempat terlempar ke posisi 7 di PON Papua lalu,” AHK mengingatkan. (dan/adv/disporakaltim)