Kutai Kartanegara, Kaltimnow.id – Kepala Desa (Kades) Muara Enggelam, Madi, mengungkapkan bahwa perputaran ekonomi masyarakat desa saat ini mengandalkan penghasilan utama dari dua sumber utama, sumber daya air dan pembudidayaan walet.
Menurutnya, setiap hari terdapat pengepul yang mengambil hasil tangkapan dari nelayan di desa Muara Enggelam untuk didistribusikan ke luar kota, terutama dalam bentuk olahan ikan asin.
“Hasil tangkapan kami biasanya kami jadikan menjadi olahan ikan asin yang dikirim sampai Banjarmasin hingga ada juga Jakarta,” ucap Madi Kades Muara Enggelam saat diwawancarai melalui saluran seluler, pada Selasa (14/05/2024).
Di samping itu, masyarakat desa juga memanfaatkan sumber daya air untuk kegiatan pembudidayaan walet. Sekitar ratusan rumah walet telah dibangun di desa mereka, memberikan kontribusi signifikan terhadap pemasukan ekonomi bagi warga desa, karena walet merupakan sumber bahan baku utama untuk industri sarang burung walet.
“Masyakat disini juga mendapatkan penghasilan selain menjadi nelayan juga menjadi pembudidaya air liur walet,” ungkapnya.
Kondisi ini mencerminkan diversifikasi mata pencaharian masyarakat desa Muara Enggelam, yang tidak hanya mengandalkan hasil tangkapan ikan tetapi juga memanfaatkan potensi lain dari sumber daya alam yang ada di sekitar mereka.
Keberadaan industri walet juga menjadi peluang ekonomi yang menjanjikan bagi warga desa, meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan ekonomi lokal.
Madi menekankan pentingnya menjaga ekosistem alam untuk keberlangsungan hidup yang berkelanjutan, serta pentingnya peran Pemerintah Desa (Pemdes) dan berbagai pihak terkait dalam mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan untuk menjaga kelestarian lingkungan dan keberlanjutan ekonomi masyarakat desa Muara Enggelam.
“Pentingnya menjaga ekosistem alam untuk keberlangsungan hidup yang berkelanjutan, karena kalau alam rusak kita sendiri yang akan merasakan dampaknya,” tandasnya. (adv/diskominfokukar/rob)