Samarinda, kaltimnow.id – Kasus kekerasan pada anak di Kalimantan Timur (Kaltim) masih sering terjadi, dan berdampak panjang.
Sehingga anak tersebut pun mengalami trauma yang menghantui hingga saat dewasa nanti.
Fitri Maisyaroh, salah satu anggota Komisi IV DPRD Kaltim menyebutkan beberapa kasus kekerasan anak, yakni pelecehan, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), penjual anak, dan lain sebagainya.
“Setiap tahun ada ditemukan kasus kekerasan anak, dan masih naik turun,” katanya, Rabu (2/12/2020)z
Kemudian, ia menjelaskan banyak kasus yang terjadi namun para korban belum berani untuk melaporkannya. Sehingga secara data jumlahnya masih naik dan turun.
“Jika kasus-kasus yang tidak terlapor terungkap bisa kita ketahui dan terdata,” jelasnya.
Menurut politisi dari PKS, para korban yang belum berani melapor juga diancam oleh para pelaku ataupun tekanan dari lingkungan sosial. Misalnya, kasus pelecehan seksual, ketika korban melapor ia pun merasa rugi dan malu. Dengan begitu, perlu adanya kesadaran masyarakat untuk dan mencari solusi.
“Tentu pelapor harus mendapatkan perlindungan identitasnya, termasuk memastikan konidisi psikologisnya. Karena mereka mengalami trauma,” tuturnya.
Pasalnya, dalam kasus tersebut para korban merasa tertekan. Dimana ia harus menceritakan kejadian tersebut dan beberapa bukti-bukti.
Dengan demikian, perlunya sosialisasi dan banyaknya partisipasi berbagai pihak dapat menekan angka kasus tersebut. Komisi IV DPRD Kaltim dengan Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DKP3A) melakui hearing sudah ada program-program untuk memaksimalkan sosialisasi.
“Dari para lembaga-lembaga pemerhati anak juga memiliki peran dan kontribusinya dalam memberikan pendidikan kepada masyarakat dan melakukan pendampingan,” pungkasnya. (adv/ant)