Kutai Kartanegara, Kaltimnow.id – Video Camat Tenggarong Afran Boma mengusir aktivitas tambang ilegal yang dilakukan oleh salah satu oknum di Kelurahan Mangkurawang, Tenggarong sempat beredar di media sosial, pada hari Minggu (09/05/2021) kemarin.
Dalam video itu, Afran Boma berteriak kepada sang operator eksavator untuk berhenti dan keluar dari mobil alat berat. Pasalnya, dalam aktivitas tersebut, sumber air yang dibutuhkan oleh para petani tidak dapat digunakan lagi.
“Lokasi exa bekerja itu berada di tempat sumber air untuk para warga yang dimanfaatkan untuk minum dan menyiram tanamannya. Saya usir operatornya, tidak lama kemudian sekitar 30 menit si Pak T itu ke lapangan ditemani sama beberapa temannya,” katanya, saat dihubungi oleh awak media Senin (10/5) sekitar pukul 10.30 WITA.
Pria yang akrab dipanggil Boma ini menjelaskan, pihaknya sudah menegur T untuk tidak melakukan aktivitas tambang ilegal di wilayahnya.
“Sudah beberapa kali saya peringati dan ini yang ketiga. Saya dapat informasi dari warga, RT dan penjaga kebun. Ada aktivitas tambang di wilayah RT 17,” ujarnya.
Kemudian, sebelum pihaknya datang ke lokasi, Afran sempat menelepon Kapolsek Tenggarong, Lurah, serta RT setempat. Setelah ia berhasil menghentikan eksavator bekerja, tidak lama T yang diduga pemilik tambang ilegal datang.
Usai Boma mengusir, pihak T tidak terima dan sempat terjadi adu mulut, dan berujung pemukulan hingga Camat Tenggarong mengalami luka pada bagian pelipis kiri.
“Dan dari pihak mereka tidak terima, sempat cecok dan pak Camat terluka dibagian pelipis mata kiri dan pihak mereka juga mendapatkan luka juga dibagian tangan,” ungkap Kapolsek Tenggarong, Iptu Rachmat Andika Prasetyo.
Atas kejadian tersebut, Afran Boma diperiksa di Polsek Tenggarong, sedangkan T diperiksa di Polres Kukar. Terkait adanya pemukulan, pihaknya masih mendalami dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
“Untuk kejadian ini mereka duel satu lawan satu. Yang lainnya merelai keduanya,” tegasnya.
Saat ini pihak kepolisian telah mengamankan sejumlah barang bukti seperti alat berat ekskavator dan memasang garis polisi di tempat kejadian.
“Untuk yang punya ekskavator sudah kita amankan, untuk terkait ilegal maningnya ke pihak Polres. Dan sudah dipastikan ilegal mening. Dan kita adakan gelar perkara,” jelasnya.
Boma pun berharap, kejadi ini dapat menjadi perhatian serius terkait maraknya tambang ilegal yang terjadi sebelum adanya korban selanjutnya seperti dirinya maupun orang lain.
“Saya berharap atas kejadian ini dapat di blow up, memperoleh perhatian ke siapa saja. Supaya tambang ilegal ini jangan sampai terus menerus merajalela. Mungkin hari ini saya jadi korban, besok hari bisa jadi Pak Bupati atau Pak Sekda yang menjadi korban,” pungkasnya. (ant)