Kutai Kartanegara, Kaltimnow.id – Kasus stunting di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menjadi persoalan yang cukup penting untuk ditangani. Dimana stunting sendiri kondisi tinggi badan anak lebih pendek dibanding tinggi badan anak seusianya.
Menyikapi hal tersebut, Sekretaris Daerah (Sekda) Kukar Sunggono mengatakan, kasus stunting disebabkan oleh berbagai macam faktor. Sehingga persoalan tersebut menjadi tanggungjawab multisektoral.
“1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) anak merupakan periode emas pertubuhan dan perkembangan bagi anak, maka harus dijaga,” katanya kepada media Kaltimnow.id, Minggu (31/10/2021) siang.
Sunggono juga menjelaskan, anak-anak merupakan aset bangsa yang harus dijaga. Namun, jika mereka terlahir dengan kondisi kurang sehat atau lambat mendeteksi maka akan menjadi masalah bagi bangsa.
“Mereka adalah aset bangsa sebagai bonus demografi, yang seharusnya memberikan dampak manfaat pada bangsa, namun jika mereka terlahir pada kondisi stunting dan terlambat dideteksi dan ditangani maka akan menjadi beban demografi bagi bangsa dan negara,” jelasnya.
Untuk itu, Sunggono mengajak kepada seluruh stakeholder yang ada, bersama-sama menjaga generasi penerus bangsa. Jangan sampai kasus stunting, khususnya di wilayah Kukar terus meningkat.
“Tugas kita adalah menjaga jangan sampai anak-anak terlahir sebagai generasi 3G (Gagal tumbuh, mengalami Gangguan kognitif dan mengalami gangguan metabolisme,” pungkasnya. (adv diskominfo/ant)