Samarinda, Kaltimnow.id – Peletakan batu pertama pembangunan sekolah Maitreyawira Samarinda, dihadiri langsung Wali Kota Samarinda Andi Harun, di Maha Vihara Sejahtera Maitreya (Buddhist Centre Samarinda) Jalan D.I. Panjaitan, Kota Samarinda, pada Minggu (19/11/2023).
Andi Harun menyampaikan, apresiasi dan dukungannya atas pengembangan pendidikan yang diinisiasi oleh Yayasan Maitreya Samarinda itu. Dengan tujuan untuk meningkatkan pendidikan yang layak bagi warga Kota Tepian.
“Saya sangat mensupport dan mendukung semua yang mengembangkan pendidikan, karena telah menyediakan dan membangun fasilitas pendidikan, dan tentu ini menjadi tambahan sarana pendidikan yang ada di Samarinda,” kata Andi Harun, saat ditemui media, usai kegiatan peletakan batu pertama.
Dirinya juga menyampaikan, bahwa pada tahun 2024 mendatang Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda akan menginisiasi pengembangan sekolah internasional.
“Pengembangan sekolah internasional itu, kalau tidak salah yang di sungai kunjang SMP 16 atau 19. Ini juga upaya Pemkot untuk mengembangkan sekolah di Samarinda,” tukas Andi Harun.
Sehubungan dengan itu, Ketua Yayasan Maitreya Samarinda Pandita (Pdt) Hendri Suwito, menyampaikan harapannya dengan pembangunan sekolah Maitreyawira Samarinda ini, dapat berkontribusi secara nyata untuk membangun pendidikan.
“Besar harapan kita setelah Maha Vihara Sejahtera Maitreya (Buddhist Centre Samarinda) diresmikan tanpa terasa sudah 7 tahun lamanya, dan inilah mungkin saat terbaik bertepatan, beririsan juga Samarinda telah menjadi salah satu kota penyanggah IKN,” katanya.
“Tentu harapannya, kita harus berkontribusi secara nyata untuk membangun pendidikan sebagaimana tadi yang disampaikan oleh Pak Wali, dalam kata sambutan beliau,” sambung Pdt. Hendri.
Dirinya juga menyampaikan, bahwa dari Maha Sesepuh Citrawira, agar pihaknya harus membangun Sumber Daya Manusia (SdM) yang unggul, berkarakter, berkepribadian mulia, dan minimal memiliki budi pekerti yang baik.
“Dan ada satu kelebihan sekolah ini kami memberikan gizi terbaik kepada seluruh anak didik dengan mewajibkan mereka harus menerima bekal makanan dari kami dan semua adalah all vegetarian. Jadi mereka tidak boleh bawa makanan dari rumah,” sebutnya.
Alasan sekolah ini mengutamakan gizi, kata Pdt. Hendri, bahwa ada kabar 3 hari lalu di Surabaya, lebih dari 250 anak ternyata menderita diabetes melitus.
“Jadi pasti ada yang salah pada pola makan, atau hidup anak-anak kita, bukan mereka yang salah tapi mungkin pikiran/mindset orang tuanya yang harus kita edukasi,” tuturnya.
Dirinya juga menjelaskan, bahwa sekolah Maitreyawira ini, nantinya akan menerima siswa-siswi mulai dari usia PG, TK, SD, SMP, hingga SMA.
“Ini akan menjadi satu sekolah terpadu, sesuai sama yang kami sampaikan tadi, dengan luasnya 1,1 hektar, dan dibangun menjadi 4 lantai, serta jumlah penerimaan awal sebanyak 2.008 siswa,” jelas Pdt. Hendri. (adv/diskominfo samarinda)