Samarinda, Kaltimnow.id – Pengembangan olahraga tradisional sebagai ekstrakurikuler di sekolah-sekolah di Kalimantan Timur menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah keterbatasan anggaran, menurut Kepala Bidang Pembudayaan Olahraga Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim, AA Bagus Sugiarta.
Bagus menjelaskan, meskipun terdapat semangat dan niat baik untuk memperkenalkan olahraga tradisional ke sekolah-sekolah, keterbatasan dana membuat program ini sulit diterapkan secara merata di seluruh wilayah Kaltim.
“Setiap daerah memiliki alokasi anggaran yang berbeda. Hal ini menjadi kendala besar dalam memperkenalkan olahraga tradisional di semua sekolah,” ujar Bagus dalam wawancaranya, pada Selasa (05/11/2024).
Menurutnya, untuk mengatasi kendala ini, diperlukan kolaborasi yang lebih erat antara Dinas Pendidikan dan Dispora. Saat ini, upaya untuk mempromosikan olahraga tradisional belum optimal, sebagian karena komunikasi antara kedua lembaga tersebut masih belum maksimal.
Dispora Kaltim telah mengambil langkah dengan mengadakan diskusi bersama Dinas Pendidikan serta para guru olahraga untuk membahas solusi terkait kendala yang dihadapi. Bagus berharap bahwa melalui komunikasi yang intens, pihak-pihak terkait bisa menemukan jalan keluar yang efektif.
Di sisi lain, komunitas olahraga tradisional yang baru aktif di Samarinda berusaha memperluas kegiatan ke sekolah-sekolah lain di luar kota. Namun, kegiatan ini pun tidak lepas dari tantangan pendanaan.
“Kami sudah berusaha mengenalkan olahraga tradisional dengan mengunjungi sekolah-sekolah, tetapi realisasinya sangat bergantung pada kesiapan anggaran dari pemerintah daerah setempat,” jelas Bagus.
Dispora Kaltim berharap ada dukungan lebih dari pemerintah daerah untuk mendukung pengembangan olahraga tradisional.
“Tanpa dukungan anggaran yang memadai, pengenalan olahraga tradisional di sekolah-sekolah akan tetap terhambat,” tegas Bagus. (dot/adv/disporakaltim)