Samarinda, Kaltimnow.id – Sesuai visi misi menuju Indonesia emas di Olimpiade 2045, pembinaan atlet sejak dini menjadi fokus utama pemerintah untuk mewujudkannya. Itu pun menjadi dasar dibentuknya Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).
Hal tersebut juga beberapa kali disampaikan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim, Agus Hari Kesuma (AHK). Bahwa proses menciptakan atlet-atlet andal, tak bisa dilakukan secara instan. Maka dengan adanya DBON itu, AHK menyebut akan membentuk sentra-sentra olahraga yang akan menjadi lumbung penghasil atlet masa depan, bukan saja untuk Kaltim tapi Indonesia.
Program tersebut ternyata sudah dijalankan oleh Persatuan Menembak Indonesia (Perbakin) Kaltim. Yakni, dengan membuka sekolah menembak di empat daerah yang ada di Kaltim. Di antaranya di Samarinda, Balikpapan, Bontang dan PPU.
Terbukti, apa yang dilakukan selama ini sudah menunjukkan hasil yang luar biasa. Terutama dalam keterlibatan Perbakin Kaltim dalam beberapa kejuaraan nasional untuk kualifikasi Minimum Qualification Score (MQS) menuju PON XXI 2024 di Aceh-Sumatera Utara (Sumut). Di mana 90 persen materinya berisikan atlet-atlet yang masih berstatus pelajar.
“Kebetulan, saat ini kami lagi fokus ke pelajar, khususnya usia SMP dan ternyata sejalan dengan program DBON,” ujar pelatih menembak Kaltim, Slamet Hadiwijaya.
Hanya memang diakuinya ada sedikit kendala dalam penyebaran atlet, karena masih didominasi empat daerah yang disebutkan di atas. Ia pun berharap, kabupaten/kota yang lain bisa juga didirikan sekolah-sekolah menembak, yang tentunya nanti diharap kian menunjang peningkatan prestasi olahraga Benua Etam.
Seperti diwartakan sebelumnya, dalam seri terakhir kejuaraan kualifikasi MQS di Jakarta, Kaltim berhasil 1 emas, 3 perak dan 2 perunggu. Secara umum, ada sebelas atlet yang berhasil memenuhi syarat MQS kelolosan ke PON tahun depan. Dengan 90 persen di antaranya adalah penembak-penembak dari kalangan anak-anak muda. (dan/adv/disporakaltim)