Cegah Stunting di Kaltim, YAICI-Aisyiyah Edukasi Pemberian Nutrisi Kepada Bayi

Samarinda, Kaltimnow.id – Kegiatan sosialisasi edukasi oleh Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) bersama Majelis Kesehatan PP Aisyiyah untuk Kader-kader Aisyiyah yang berada di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim), terkait beberapa kesalahan pemberian nutrisi kepada bayi dalam mencegah stunting di Samarinda.

“Kami hari ini melakukan kegiatan sosialisasi edukasi dengan kader Aisyiyah yang berada di wilayah Kaltim. Kami YAICI sendiri sudah bekerja sama dengan pimpinan pusat Aisyiyah dari tahun 2018, terkait dengan edukasi dan masalah kesehatan ibu dan anak, terutama dengan isu yang sudah diusung sebelumnya terkait masalah stanting,” kata Ketua Harian YAICI Arif Hidayat di Samarinda, pada Jumat (06/10/2023).

Dirinya menyampaikan, bahwa pihaknya telah melakukan kunjungan terhadap sejumlah keluarga di kelurahan Lok Bahu, Samarinda, yang memiliki anak yang terindikasi stunting.

Arif Hidayat memaparkan, beberapa kesalahan nutrisi itu, mulai dari umur enam bulan sudah diberi kental manis sebagai susunya.

“Kemudian ada yang dari usia tiga bulan sudah diberi bubur nasi dan pisang dengan alasan bayi tidak kenyang, serta lingkungan yang tidak sehat seperti sanitasi dan sampah yang menumpuk,” tuturnya.

Dirinya mengatakan, bahwa edukasi ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada para kader tentang cara pencegahan dan penanganan stunting, serta cara memberikan makanan bergizi kepada anak-anak.

“Kami berharap dengan adanya edukasi ini, para kader bisa menjadi agen perubahan di masyarakat,” ujarnya.

Dirinya juga berharap, para kader ini bisa memberikan sosialisasi dan pendampingan kepada para orang tua tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama.

Sementara itu, Asisten III Bidang Administrasi Umum Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Timur Riza Indra Riadi, mengapresiasi dengan langkah yang dilakukan oleh Aisyiyah dan YAICI untuk mencegah stunting di Kaltim.

“Kemiskinan dan migrasi penduduk menjadi salah satu faktor yang memicu terjadinya stunting di Kalimantan Timur, khususnya Samarinda,” kata Riza.

Di sisi lain, Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur Jaya Mualimin mengatakan, angka stunting di Kalimantan Timur mengalami kenaikan sebesar 23,9 persen pada 2022 dari yang sebelumnya pada 2021 sebesar 22,8 persen. Hal ini berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 dan 2022 dari Kementerian Kesehatan.

“Angka stunting di Kalimantan Timur ini tinggi, bahkan ada yang baru lahir sudah stunting. Ini menunjukkan bahwa ada masalah gizi ibu hamil juga,” ucap Jaya.

Chairunnisa dari Majelis Kesehatan pimpinan pusat Aisyiyah, mengatakan tujuan dari kegiatan ini untuk melatih para kader Aisyiyah yang akan ikut langsung dalam pencegahan stunting.

“Pelatihan kader yaitu gerakan Aisyah sehat (Geras). Khusus pelatihan hari ini untuk bagaimana kader kami ikut didalam pencegahan stanting. Dimana stanting di Kalimantan Timur ini ternyata masih cukup besar persentasenya masih diatas 23 persen,” jelasnya.

“Jadi kami melatih kader kami ini, kemudian nanti mereka akan melakukan tindak lanjut dari hasil hari ini untuk turun ke masyarakat melakukan edukasi cegah stanting,” pungkas Chairunnisa.

Penulis: Cintia Rahmadani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *