Disdikbud Kaltim Ingatkan Bahaya Stunting, SMA 8 Samarinda Dukung Penuh Pembinaan Stunting untuk Pelajar

Samarinda, Kaltimnow.id – Untuk menekan angka stunting di Kalimantan Timur (Kaltim), Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim menyasar para siswa di jenjang SMA/SMK sederajat, untuk memberikan pembekalan akan bahaya stunting.

Dimana sosialisasi program pelajar Peduli Stunting (Penting), terus dilaksanakan Disdikbud Kaltim ke sekolah-sekolah di Benua Etam, salah satunya di SMA 8 Samarinda, pada Senin (10/10/2022).

Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan SMA Disdikbud Kaltim, Mispoyo mengatakan, kegiatan tersebut dilakukan untuk memberikan penyuluhan terkait stunting dan pelajar Penting kepada siswa-siswi.

“Sosialisasi pelajar Penting ini, baru ada di Kaltim. Bisa dikatakan, Kaltim jadi provinsi pertama yang menggelarnya. Harapan kami, ini bisa menjadi percontohan untuk daerah lain,” sebut Mispoyo.

Ditempat yang sama, Guru BK sekaligus Pembina PIK-R di SMA 8 Samarinda Endang Fitri Ningsih juga menyetujui bahwa sosialisasi tersebut sangat penting. Sebab ketidakpahaman seorang remaja terkait stunting kemungkinan besar masih ada.

“Maka dari itu, diharapkan mereka tidak nikah muda. Karena, di khawatirkan anak yang dilahirkan bisa stunting. Makanya sejak dini mereka diberikan pemahaman akan itu,” jelasnya.

Menurut Endang, untuk seseorang jika ingin menikah harus benar-benar dipastikan siap secara mental maupun fisik. Termasuk dari segi pengetahuannya dan usia. Bahkan menurut BKKBN, usia ideal seseorang untuk menikah adalah 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki.

“Stunting kan bisa jadi karena kurang gizi. Sementara, remaja banyak yang anemia atau kurang darah. Maka dari itu, mereka juga diberi pengertian minum obat penambah darah. Biasanya dari puskesmas diberikan, SMA 8 juga memberikan,” katanya.

Endang menyampaikan, bahwa di SMA 8 Samarinda, ada ekstrakurikuler bernama Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R). Yang mana disana sekaligus menjadi wadah untuk para siswa memahami perihal stunting.

“Dari awal sedini mungkin, dari remaja, kita arahkan tidak anemia, haidnya lancar, dan menikahnya harus cukup umur. Jangan sampai menikah muda. Karena, dikhawatirkan akan melahirkan bayi stunting,” ungkap Endang. (cintia/adv/kominfokaltim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *