Samarinda, Kaltimnow.id – Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi (Disperindagkop) dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kalimantan Timur (Kaltim) merasa memiliki tanggung jawab untuk membantu mewujudkan Visi Gubernur Kaltim.
Terlebih khususnya lagi, dalam tujuan 3 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2019-2023 yakni “Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas”.
“Serta yang utama dalam sasaran ke 8 yaitu meningkatnya nilai ekspor nonmigas dan batu bara dengan strategi yang dilakukan dengan peningkatan daya saing komoditas nonmigas dan batu bara di pasar internasional,” ujar Kepala Disperindagkop dan UKM Kaltim M Sa’duddin, beberapa waktu lalu.
Sa’duddin menjelaskan, untuk menuju pencapaian sasaran itu, maka arah kebijakan Kaltim di titikberatkan pada penguatan dan pengembangan pasar produk unggulan daerah, pengembangan UKM berorientasi ekspor dan peningkatan efisiensi pelayanan, pengamanan dan perlindungan ekspor.
“Program prioritas kita adalah pengembangan ekspor. Kita bantu juga dengan promosi ke pasar-pasar internasional dengan mempertemukan UKM unggulan kita dengan para calon pembeli di luar negeri,” jelasnya.
Saat ini sudah ada 42 UKM yang sukses melakukan ekspor sejak tahun 2020 di Kaltim, lanjut Sa’duddin, dengan rinciannya, yaitu 6 UKM hasil perikanan, 3 UKM hasil perkebunan, 7 UKM hasil pertanian, 11 UKM kayu/moulding/decking, 9 UKM kerajinan, 1 UKM limbah minyak jelantah, 4 UKM food and beverages dan 1 UKM home decor.
“UKM-UKM ekspor itu tersebar di 6 kabupaten dan kota. Ekspor UKM berupa kayu dengan tujuan ekspor Jepang, Korea, China, Taiwan, Jerman, Italia, Singapura, Belanda, Amerika, dan Arab Saudi. Ekspor lidi nipah sawit tujuan India. Ekspor udang dengan tujuan Jepang, Inggris, dan Taiwan,” ujar Sa’duddin.
“Kemudian rumput laut dikirim ke Korea dan China. Kayu dan merica dari Berau diekspor ke Singapura, Amerika Serikat, Afrika Selatan dan Islandia. Faty palm acid dikirim ke China. Minyak jelantah diekspor ke Belanda dan Malaysia, ikan segar dan palm kernel ke China,” sambungnya.
Tidak hanya itu, seperti kopra, lada dan lidi sawit dikirim ke Finlandia, Pakistan dan India. Rumput rayung dan ikan asin ke Pakistan dan Australia. Pisang, amplang dan jahe gajah dari Kutai Timur diekspor ke Malaysia, Taiwan, Kanada, Pakistan dan Oman.
“Kemudian dari Balikpapan damar batu, cubeb dan long pepper dikirim ke Bangladesh. Roasted coffe ke Singapura, tikar dan patung dari Samarinda diekspor ke Jerman, Malaysia dan Australia,” ujar Sa’duddin.
Buah naga Balikpapan dikirim ke Amerika Serikat dan bungkil sawit Samarinda dikirim ke China. Asesoris manik dari Balikpapan juga laku dijual ke Amerika Serikat dan Malaysia. Begitu juga kerajinan kayu dari Samarinda sukses dikirim ke Malaysia. Sedangkan kerajinan rotan dari Kutai Kartanegara diekspor ke Brunei Darussalam.
“Masker kain asal Samarinda pada tahun 2021 juga berhasil dijual ke Jepang dan Amerika Serikat. Dari Samarinda juga kerajinan rotan, manik batu dan mandau sukses diantarkan ke Malaysia, Singapura dan Belanda,” jelasnya.
“Tahun ini teh gaharu asal Bontang juga laku terjual ke Korea Selatan. Kerupuk udang, kerupuk pisang, keripik singkong produk dan abon dari UKM Samarinda pun sukses dikirim ke Algeria dan Afrika. Dan banyak lagi, produk ekspor UKM lainnya,” pungkas Sa’duddin. (cintia/adv/kominfokaltim)