Samarinda, Kaltimnow.id – Perkembangan dunia digital sampai saat ini terus berkembang, banyaknya platform yang telah disediakan sangat memudahkan para pelaku industri dunia kreatif mengunggah hasil karyanya. Seperti video, foto, karya tulis dan masih banyak lagi.
Melihat dampak yang diberikan, tak banyak dari generasi Z dan Milenial pun mencoba memasuki dunia tersebut, mereka pun menyebut diri mereka konten kreator. Dimana pekerjaan tersebut, menekankan untuk selalu membuat ide-ide kreatif setiap harinya dan diunggah di akun media sosial pribadi mereka.
Konten kreator adalah seseorang atau sekelompok orang yang membuat konten baik berupa tulisan, gambar ataupun video yang akan ditampilkan pada berbagai media populer seperti YouTube, Snapchat, Instagram, dan masih banyak lagi. Kini konten tidak hanya terbatas pada gambar dan suara saja tetapi juga dalam bentuk tutorial, vloging, podcasting dan lain sebagainya.
Dalam tugasnya, mereka mengumpulkan ide serta data, kemudian melakukan riset untuk membuat konsep yang akan dijadikan sebuah konten. Setelah itu, mereka akan menciptakan konten yang sesuai dengan identitas dan branding yang diinginkan dalam memenuhi tujuan yang disepakati dari sebuat konten.
Menanggapi hal tersebut, anggota dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) Kota Samarinda, Celni Pita Sari mengatakan, sudah menjadi hal yang lumrah para generasi muda bercita-cita sebagai youtuber, selebgram dan lain sebagainya.
“Sekarang generasi milenial banyak yang bercita-cita menjadi konten kreator. Karena mereka bisa menjual ‘cerita’ dimana saja dan kapan saja, bahkan mendapatkan keuntungan yang banyak,” katanya, pada Kamis (17/03/2022).
Dirinya menjelaskan, ketika seseorang atau suatu kelompok memasuki dunia industri kreatif. Mereka sebelumnya harus mengetahui dunia baru itu, agar nantinya mereka tidak tersesat dan terjerumus dalam kasus UU ITE.
“Tapi kalau bisa, menjadi konten kreator yang mengudakasi ya, jangan jadi konten kreator yang menyesatkan,” tuturnya.
Tak banyak para konten kreator yang melanggar UU ITE maupun membuat sebagian besar masyarakat resah karena karyanya. Wanita yang akrab dipanggil Celni ini, tak ingin melihat para konten kreator khususnya di Samarinda sampai jatuh kesana. (ant/adv)