Hadapi Krisis Ekonomi Global, Gubernur Kaltim Ingatkan Perlu Langkah Antisipasi

Samarinda, Kaltimnow.id – Pasca pandemi Covid-19, saat ini muncul berbagai ancaman krisis yang akan melanda berbagai negara di dunia, dimana persoalan-persoalan besar dan bahkan diperkirakan akan terjadinya krisis hebat di beberapa negara.

Oleh sebab itu, Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) mengingatkan kepada masyarakat tetap terus waspada, dan perlu adanya langkah antisipasi.

“Sekarang ini dunia dihadapkan pada persoalan-persoalan besar dan diperkirakan akan terjadi krisis,” katanya, beberapa waktu lalu, mengingatkan ancaman nyata saat ini.

Menurut dia, masalah perekonomian dunia terancam, sehingga kondisi ini menjadi perhatian serius negara-negara dan perlu dilakukan langkah antisipasi. Bahkan para ahli dunia memperkirakan ancaman ini akan berdampak besar dan terjadi resesi dunia yang berkepanjangan.

“Ada lebih kurang 65 negara akan jatuh miskin. Dan ternyata Indonesia masuk 100 negara miskin di dunia,” sebut Isran.

Oleh karena itu, Indonesia dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia yang dianugerahi sumber daya alam yang berlimpah, keunggulan lahan yang produktif serta kawasan daratan yang subur juga wilayah laut yang potensial harus pandai melihat kondisi.

“Ini saya katakan tantangan dan ancaman, sekaligus peluang kalau kita pandai mengambil kesempatan dan memanfaatkan secara optimal potensi yang dimiliki,” ujar Isran.

Namun, secara umum menurut Isran, Indonesia memiliki lahan-lahan potensial yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk Kalimantan Timur yang memiliki 70 persen kawasan perairan dan ada 30 persen wilayah daratan.

“Jika terjadi krisis energi menjadi hal biasa sebab keterbatasan bahan baku dan sulit diperbarui oleh negara mana pun,” ucapnya.

Tetapi, ketika terjadi krisis pangan, maka kondisi yang mustahil untuk diterima. Terlebih kata dia, Indonesia dan Kaltim khususnya memiliki lahan dan kawasan darat maupun laut yang potensial untuk memenuhi kebutuhan pangan sendiri, bahkan tidak menutup kemungkinan di ekspor.

“Itu tadi maksud saya, bagaimana kita semua, terlebih para penyuluh mampu mendorong dan menggerakkan masyarakat untuk memproduksi dan mengelola lahan dan kawasan potensial,” tandasnya.

Selain itu, Isran berpendapat, bahwa pola pikir masyarakat perlu juga ditingkatkan bagaimana pola konsumsi yang baik dan benar untuk tubuh tapi beragam dan bergizi.

“Kita dibilang belum makan sebelum makan nasi, padahal sudah makan singkong sebakul,” tuturnya.

Dirinya, meyakini dengan pola makan beragam selain nasi dan terigu menjadi salah satu upaya mengantisipasi krisis pangan.

“Selain kita terus mengoptimalkan lahan-lahan dan kawasan yang ada untuk kegiatan pertanian dalam arti luas,” tukas Isran. (cintia/adv/kominfokaltim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *