Samarinda, Kaltimnow.id – Dalam menyesuaikan perkembangan zaman, pembelajaran berbasis digital terus digaungkan di tiap jenjang pendidikan. Seperti yang terlaksana di tahun ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menetapkan kurikulum teranyar, yaitu kurikulum Merdeka.
Dimana, banyak belajar dari pandemi Covid-19 yang melanda sejak 2020 lalu, tentu memberi pengaruh besar terhadap dunia pendidikan. Sebut saja seperti metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang sempat diterapkan.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pun berupaya untuk terbiasa dengan pembelajaran berbasis digital. Terkhusus ketika kurikulum Merdeka mulai diterapkan secara masif di tiap sekolah.
Kepala Disdikbud Kaltim, Muhammad Kurniawan menjelaskan, bahwa untuk menunjang pembelajaran berbasis digital tersebut, pihaknya menyediakan laptop untuk para guru di bawah naungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim.
“Sejauh ini, 3.000 unit laptop siap didistribusikan. Karena tantangan guru yang mengajar saat ini begitu besar tidak seperti dulu, sehingga pembelajarannya juga harus ditunjang dengan memanfaatkan digital,” ujarnya, pada Rabu (12/10/2022).
Ditambahkan Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan SMA Disdikbud Kaltim, Mispoyo, pihaknya juga sudah berusaha untuk terus menunjang guru dalam hal kompetensi. Misalnya saja, ada beberapa sekolah penggerak yang diharapkan bisa menjadi percontohan untuk sekolah lain saat menerapkan kurikulum Merdeka.
“Sedangkan di luar dari sekolah penggerak itu saat ini juga sudah membentuk komunitas yang dibina oleh Balai Guru Penggerak,” tuturnya.
Selain itu, dirinya juga menyampaikan, bahwa selama 2 minggu sekali para guru bakal rutin mengikuti webinar lewat Klinik Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) yang memang dilaksanakan oleh Balai Guru Penggerak.
“Nantinya, para guru dari sekolah penggerak bisa memberikan materi dan panduan yang bisa diikuti dari jarak jauh,” harapnya.
“Memang tantangannya, dimana ada sekolah yang kesusahan jaringan internet, itu juga dibahas dalam Klinik IKM. Namun mereka juga diberi arahan untuk bisa menggunakan platform kurikulum merdeka, yang bisa dipelajari secara mandiri,” pungkas Mispoyo. (cintia/adv/kominfokaltim)