Heboh Kabar Penutupan Bandara dan Pelabuhan 26 April, Ini Tanggapan Wakil Ketua DPRD Kaltim

Samarinda, Kaltimnow.id – Sebagian masyarakat Kaltim dihebohkan mengenai bandara dan pelabuhan yang tutup mulai 26 April 2021 nanti. Penutupan itu untuk menghindari adanya pemudik yang berangkat lebih dulu sebelum 6-17 Mei 2021.

Terkait kabar tersebut, Wakil Ketua DPRD Kaltim Muhammad Samsun meminta masyarakat untuk tidak panik, karena penutupan operasional di tanggal 26 April adalah satu hal yang tak mungkin terjadi. Sebab keputusan menghentikan aktivitas bandara atau pelabuhan ada di tangan pemerintah pusat.

“Bandara dan pelabuhan itu yang bisa menutup siapa? itu kan hanya ada di Kemenhub atau pemerintah pusat. Pengelola bandara Angkasa Pura kan patuhnya di Kementerian. Gubernur sifatnya koordinasi. Jadi apa yang perlu dikhawatirkan,” ujar Samsun.

Dia menilai wajar jika masyarakat langsung panik terkait berita larangan mudik sejak 26 April. Menurut Samsun, masyarakat terlalu terpaku dengan pernyataan kepala daerah.

“Cuma orang awam kan mendengar dari statement kepala daerah yang terkadang bikin shock begitu. Yang pasti kalau sampai menutup bandara sama pelabuhan, itu (kabar) tidak benar lah,” papar politisi dari fraksi PDIP itu.

Lanjut Samsun, jika Pemprov Kaltim benar-benar mengambil kebijakan melakukan penutupan operasional bandara dan pelabuhan di Kaltim tanggal 26 April, ia memastikan bahwa kebijakan tersebut pasti akan melahirkan masalah baru. Karena rentan waktu yang cukup panjang, sama dengan Kaltim melakukan isolasi mandiri.

“Sampai harus mengisolasi diri 23 hari. Pertanyaannya, mampu kah Kaltim? Perlu pertimbangan panjang kalau mau melakukan hal itu. Apalagi kondisi Kaltim di bidang pangan, ekonomi, jasa, dan pelayanan yang masih belum mandiri,” pungkasnya.

Imbauan larangan mudik yang terus digaungkan pemerintah, kata Samsun, menjadi kebijakan yang benar di tengah pandemi ini. Hal itu demi meminimalisasi penyebaran covid-19.

“Namun permasalahannya kan begini, mudik lebaran memang bisa kita cegah, apakah bisa sebelum dan sesudah lebaran tidak terjadi arus mudik dan sebagainya. Jadi ini tetap lah, namanya mobilisasi. Cuma kita tetap harus mengantisipasi,” ujar Samsun.

Penulis: Chintia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *