Kutai Kartanegara – Kedua mata Kurdiah tak henti menatap Rendi Solihin. Tangannya mengelus punggung sambil mencium kening anak bungsunya. Siapa sangka, Rendi Solihin yang ia besarkan dengan penuh kasih sayang, kini semakin tumbuh dewasa dengan embel-embel Paslon Wabup Kukar.
Hari itu politisi Golkar meminta doa dan restu untuk maju sebagai Calon Wabup Kukar. Tak hanya sang ibu, juga tampak Ayah Rendi Solihin yang akrab disapa Haji Abu, ikut memberikan restu. Rasa haru biru itu pun mengiringi momen tersebut.
Tak sekedar mencium tangan dan wajah kedua orangtuanya, Rendi Solihin memeluk erat tubuh orang yang membesarkannya dengan kasih sayang itu.
“Sukses terus nak, kami kasih restu. Baik-baik dalam tugas,” ucap Haji Abu kepada Rendi.
Sebelum air mati jatuh di pipi, Kurdiah dengan cepat mengusap matanya sambil tersenyum. Ia mengaku tak menyangka anaknya itu sedang bersiap untuk diberi tanggung jawab yang tak biasa. Kurdiah mengatakan bahwa Rendi Solihin tak memiliki makanan favorit di rumah. Seolah menandakan jika Rendi menjadi sosok yang sederhana dan tak pernah menyulitkan orangtua.
Tak sekedar menyampaikan rasa bangga, Kurdiah juga turut mengingatkan Rendi agar bekerja dengan tulus dan ikhlas. Ia juga meminta Rendi agar bekerja tanpa melanggar aturan.
“Jangan korupsi, patuhi aturan,” kata Kurdiah kepada anak bungsunya itu.
Momen tak terlupakan pun ia ceritakan dalam pertemuan tersebut. Salah satunya, ketika Rendi Solihin yang nyaris dilahirkan diatas pesawat. Peristiwa itu terjadi pada Hari Jumat, 11 Oktober 1991. Saat menumpangi pesawat Bouroq Indonesia Airlines dari Balikpapan menuju Sulawesi.
Tanda-Tanda kelahiran sudah terlihat. Kurdiah pun diminta oleh awak pesawat untuk dievakuasi di kursi pesawat yang lain. Hingga akhirnya, Rendi Solihin kecil, diberikan kesempatan untuk tetap hidup sehat sesampainya di tanah Sulawesi.
“Kalau ingat itu, saya terharu sekali melihat anak saya ini. Alhamdulillah masih sehat sampai sekarang,” imbuhnya.
Senada, Haji Abu memiliki kenangan lain dengan anaknya itu. Ketika Rendi Solihin masih duduk di bangku SD, Rendi sempat disapa Bupati Kukar Syaukani HR saat berkunjung ke rumahnya di Kuala Samboja. Haji Abu ingat betul, jika Syaukani kala itu menyebut Rendi Solihin akan menjadi bupati di masa akan datang.
“Pak Syaukani dulu sering ke rumah. Dia bilang, kamu nanti jadi bupati yah nak,” ujar Haji Abu menceritakan momen kala itu.
Momen tersebutlah yang membuat Rendi Solihin sempat bercita-cita ingin menjadi kepala daerah. Ia pun mengaku menjadi salah satu yang mengidolakan Syaukani HR.
Rendi pun mengatakan, momen meminta restu kali ini menjadi patahan sejarah paling penting dalam hidupnya. Doa restu semacam ini, pernah ia rasakan ketika ia hendak meminta doa restu sebelum menikah.
“Saya meminta doa dan restu bapak ibu saya berkenaan dengan rencana kampanye yang dimulai besok. Kita-kita yang muda ini kalau sudah mendapatkan doa dan restu orang tua rasanya lega. Alhamdulillah sekarang sudah lega dan mantap melangkah ke depan. Semoga semua lancar amin,” kata Rendi.
Tak hanya Rendi, Edi Damansyah pun turut menjalani ritual yang sama. Dihari yang sama, sang petahana yang meminang Rendi Solihin maju di Pilkada Kukar turut meminta restu orangtuanya. Orangtua Edi Damansyah bahkan berkali-kali berbisik ke telinga Edi. Seolah menyampaikan banyak pesan yang tersirat, untuk mendampingi tugasnya di masa akan datang.
“Agama memerintahkan kita semua untuk menghormati orangtua kita semua. Jadi saya memang selalu minta doa ibu saya terutama setiap mau menjalankan rencana-rencana. Jadi besok kan saya dan om rendi sudah mulai kampanye, saya memohon doa restu dari orang tua supaya semuanya lancar dan baik,” kata Edi Damansyah. (nin)