Kasus HIV/AIDS di Kaltim Buat Anggota DPRD Prihatin, Puji Setyowati Minta Pemerintah Lakukan Upaya Konkrit

Samarinda, Kaltimnow.id – DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menyoroti tentang kasus HIV/AIDS yang terdapat di Benua Etam.

Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, di 2022 terdapat 339 kasus pasien HIV/AIDS.

Kondisi tersebut membuat Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Puji Setyowati angkat suara, dan merasa prihatin.

Puji Setyowati mengatakan, hal ini harus menjadi perhatian bersama atau semua pihak dari seluruh kalangan masyarakat.

“Persoalan ini harus menjadi perhatian semua pihak, termasuk dari DPRD dan Dinas/Instansi terkait di Kaltim, dalam rangka pengawasan terhadap penyebaran kasus HIV/AIDS,” ujar Puji saat dikonfirmasi, Rabu (26/10/2022).

Dikatakan Puji, kasus HIV cukup tajam perkembangannya, oleh sebab itu perlu dicermati penyebabnya.

Apakah ini terjadi lantaran jumlah penduduk yang berubah, atau perubahan prilaku di wilayah yang kerap terjadi urbanisasi masyarakat dari luar dan masuk ke dal.

“Akan tetapi, bisa juga angka ini merupakan kasus baru yang kemudian terlaporkan. Karena kemungkinan yang sakit itu bukan penduduk lokal, tetapi dua hal penyebab, penduduk asli atau bukan penduduk asli. Yang jelas ini tidak boleh dibiarkan dan dianggap remeh, harus ada langkah-langkah konkrit untuk mengatasinya,” tegas Puji.

Menurut catatan Dinkes Kaltim, di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), terdapat 37 kasus HIV/AIDS.

“Hal ini ibarat fenomena gunung es. Kalau kita melihatnya sedikit 37 kasus saja. Itu adalah kasus yang orang berani melaporkan, atau kasus orang karena merasa sudah tidak enak badan akhirnya diperiksa dan ternyata terkena HIV/AIDS. Tetapi yang dikhawatirkan itu menggurita penyebaran penyakit ini,” jelas Puji.

Puji menegaskan kembali, sesegera mungkin informasi ini akan disampaikan kepada Komisi IV dan akan melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dinkes Provinsi Kaltim.

“Kami akan segera melakukan RDP, dan bagaimana memberikan informasi termasuk turun langsung ke lapangan agar betul-betul mencari data yang konkrit,” pungkasnya.

Ditambahkan Puji, perlu juga dinas terkait membuat perencanaan penanganan HIV/AIDS karena jangan sampai kasus yang ada ini, kemudian terus berkembang. (tia/adv/dprdkaltim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *