Kukar, kaltimnow.id – Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kutai Kartanegara (Kukar), Tajudin mengatakan, UMKM harus ada penguatan kapasitas dan kualitas produk, seperti perijinan PIRT, sertifikasi halal, ijin edar atau BPOM, hingga akses peminjaman modal usaha.
“Jika produknya sudah bagus maka permintaan pasarnya akan meningkat. Gimana caranya, caranya adalah kulitas dari rasa, kemasan, yang menjadi fokus utama. Jika para pelaku memiliki kreatifitas dan inovasi akhirnya dapat bersaing di dunia luar,” katanya, Minggu (6/12/2020).
Tajudin pun memberikan salah satu contoh pengusaha muda yang telah sukses dalam menjual produk minuman tradisional khas Indonesia yaitu jamu. Laeli Fajarwati berhasil mengembangkan olahan jamu dengan inovasi dan kreatif.
Ia memulai usahanya sejak tahun 2017, dan kini menjadi sebuah minuman yang kekinian bernama Yomija atau kepanjangannya Ayok Minum Jamu Kita. Dengan nama tersebut, dia mengajak masyarakat untuk mencintai minuman tradisional khas Indonesia.
“Ini kan minuman herbal, dan saya berikan nama Yomija untuk mengajak masyarakat rutin meminum jamu,” ujarnya.
Laeli juga mengungkapkan, dalam memenuhi permintaan para konsumen dalam satu hari memproduksi sebanyak 6 ilogram jamu instan yang dikerjakan oleh dua orang karyawannya. Dan memasarkannya di beberapa daerah Kukar sendiri hingga ke Pulau Jawa dan Papua.
“Untuk permintaan ada di Jawa dan Papua, dan perbulannya bisa mendapat keuntungan jutaan rupiah,” pungkasnya. (adv/nin/ant)