Orang Tua Meninggal Akibat Covid-19, Kakak Beradik di Samarinda Jadi Yatim Piatu

Samarinda, Kaltimnow.id – Dua bocah kakak beradik asal Kota Tepian, harus berbesar hati menerima kenyataan yang menimpa diri mereka. Pasalnya kedua orang tua mereka meninggal akibat terpapar COVID-19 dalam hitungan kurang dari satu minggu.

Sontak mendapat kabar tersebut menjadi sebuah pukulan secara mental bagi Danish Faeyza yang masih berusia delapan tahun dan adiknya Alita Ayudya yang berusia tiga tahun. Kini mereka pun diasuh oleh sang kakek yang berada di Jalan Rajawali, Kecamatan Sungi Pinang Dalam Samarinda.

Munir Rudiono (57), Kakek dari kedua bocah tersebut mengatakan kepada reporter Kaltimnow.id, sang Ibu Munfarida (34) yang sakit selama tiga hari dan masuk rumah sakit kemudian tidak lama disusul oleh sang Suami Eko Prasetyo (35).

“Tiga hari sakit ketika dibawa ke rumah sakit, biasanya cepat sembuh satu hari udah hilang. Nah ini kok lama, jadi dibawa ke rumah sakit dan dinyatakan positif COVID-19. Setelah dirawat disana anak saya meninggal dunia,” kata Munir, dengan rawut wajah yang menahan sedih, Rabu (28/07/2021) sore.

Menurut informasi, sang Ibu Munfarida mengidap penyakit asma dan meninggal pada tanggal 26 Juni 2021 lalu. Eko sang suami ketika mendapatkan kabar sang istri meninggal dunia, kondisinya langsung mengalami drop dan jatuh sakit, sehingga harus dilarikan ke rumah sakit.

“Sekitar lima hari anak saya meninggal, menantu saya menyusul pada 1 Juli kemarin dan dinyatakan positif corona,” jelasnya.

Sebelum kedua orang tua Danish dan Alita meninggal dunia, keluarga kecil ini tinggal di daerah Gunung Lingai, Kecamatan Samarinda Utara. Namun, ketika sang ibu sakit, mereka langsung dititipkan kepada sang kakek.

“Mereka tinggal di Gunung Lingai sana, cuman ketika sakit mereka sudah dibawa kesini,” ujarnya.

Kini sang cucu tinggal bersama Munir yang berprofesi sebagai driver truck ekspedisi antar kota/kabupaten. Munir dan istri beserta pamannya harus memutar otak untuk memberi nafkah kepada kedua cucunya.

“Si Danish sekarang sudah kelas II Sekolah Dasar (SD) di Muhammadiyah Sempaja, jadi jangan sampai putus sekolah. Adiknya Alita masih tiga tahun,” pungkasnya. (ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *