Proyek Suplai Gas dari PHM ke Kilang RU V Balikpapan Telah Diresmikan

Jakarta, Kaltimnow.id – PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) selaku operator Wilayah Kerja (WK) Mahakam, dengan dukungan SKK Migas dan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) selaku induk perusahaan, telah mengalirkan gas dari Lapangan South Mahakam ke Kilang Pertamina Refinery Unit (RU) V Balikpapan melalui fasilitas milik PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) dalam proyek yang diberi nama South Mahakam Gas Supply to RU V (SMGS to RU V).

Peresmian proyek SMGS to RU V ini dilangsungkan secara daring, pada Kamis, 25 Februari 2021, dihadiri oleh Wakil Kepala SKK Migas, Fatar Yani, Deputi Operasi Julius Wiratno, Direktur Utama PHI, Chalid Said Salim, General Manager PHM, Agus Amperianto, General Manager PHKT Achmad Agus Miftakhurrohman, dan General Manager Kilang RU V Balikpapan, Eko Sunarno.

Wakil Kepala SKK Migas, Fatar Yani menyambut baik pelaksanaan proyek yang dapat direalisasi tepat waktu ini. Bagi nasional, kontribusi proyek ini akan bermanfaat dalam menjaga kehandalan sistem distribusi gas dan turut mendukung penyerapan gas.

“Proyek SMGS to RU V sangat strategis karena meningkatkan konektivitas distribusi gas dari produsen ke konsumen. Proyek ini dalam jangka panjang akan meningkatkan kehandalan sistem distribusi gas secara nasional dan akan mendukung pengembangan lapangan gas yang ada di wilayah Kalimantan Timur dan sekitarnya, serta memberikan kontribusi dalam mewujudkan target 12 BSCFD di tahun 2030,” kata Fatar, dalam keterangan tertulis yang diterima kaltimnow.id.

Sementara itu Direktur Utama PHI, Chalid Said Salim menyampaikan bahwa proyek ini merupakan perwujudan sinergi antar unit usaha di PT Pertamina (Persero).

“Proyek SMGS to RU V ini merupakan kontribusi PHI dan AP PHI dalam mewujudkan ketahanan energi nasional,” kata Chalid.

Diharapkannya PHI dapat berkontribusi secara berkesinambungan dalam memenuhi kebutuhan gas Kilang Pertamina RU V.

“Ke depan saya berharap kontribusi PHI akan lebih terlihat lagi, terutama untuk mengantisipasi proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) yang sedang berjalan,” katanya.

General Manager PHM, Agus Amperianto mengungkapkan rasa syukurnya karena PHM dapat menyelesaikan proyek ini dengan baik dan telah berhasil mengirimkan gas mulai 17 Januari 2021 lalu.

Agus juga mengapresiasi dukungan penuh dari SKK Migas, PHI, PHKT, Kilang RU V serta para kontraktor yang terlibat selama pelaksanaan proyek.

“Kami bangga bahwa WK Mahakam kini berkontribusi pada penyediaan pasokan gas bagi Kilang Pertamina RU V Balikpapan, hal ini akan semakin menguatkan kedudukan Pertamina secara upstream maupun downstream untuk memenuhi pasokan energi nasional,” katanya.

Melalui proyek SMGS to RU V ini, gas dialirkan dari anjungan Jempang Metulang 1 (JM-1) yang dioperasikan oleh PHM, menuju ke anjungan Sepinggan-P (SPG-P) yang dioperasikan oleh PHKT, menggunakan pipa penyalur 10 inchi sepanjang 6,5 km dan fasilitas penerima dengan kapasitas maksimum 28 MMscfd, untuk kemudian diteruskan ke kilang Pertamina RU V di Balikpapan.

Dengan tambahan pasokan gas dari WK Mahakam ini, biaya operasi Kilang RU-V Balikpapan akan turun hingga 12 juta USD/tahun (dengan asumsi pemenuhan kebutuhan gas 47 MMscfd), serta menurunkan pula biaya untuk bahan bakar dan flare mencapai USD 3 juta/tahun. PHM pun diuntungkan karena mendapat harga penjualan gas domestik yang lebih baik.

Proyek SMGS to RU V diputuskan dalam rapat SKK Migas dan Pertamina pada 27 Juli 2018, sebagai sebuah strategi untuk memenuhi kebutuhan gas Kilang Pertamina RU V Balikpapan, dimana PHM dan PHKT akan memasok kebutuhan gas RU V eksisting sebesar 50 MMscfd mulai Januari 2021.

Proyek ini adalah penugasan pertama untuk PHM setelah alih kelola WK Mahakam pada 2018 lalu. Meski terdapat berbagai tantangan, pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu dalam tempo 15 bulan (sejak tanggal FID, 25 Oktober 2019) dan hanya 21 bulan sejak persetujuan POD-nya pada 26 Maret 2019.

Dalam pelaksanaannya, proyek ini menghasilkan efisiensi senilai hampir USD 2 juta, yakni hanya menghabiskan USD 25,1 juta, dari anggaran yang telah disetujui (AFE) sebesar USD 27 juta. Dari aspek HSSE, proyek berlangsung aman dan terkendali, tanpa kecelakaan kerja serta tanpa kasus COVID-19. Jam kerja yang dihabiskan mencapai lebih dari 600 ribu manhours, dengan melibatkan 550 tenaga kerja nasional dan 16 armada kapal. (kmn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *