Samarinda, Kaltimnow.id – Rapat Paripurna (Rapur) ke 32 DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi rapat terakhir yang dihadiri Gubernur Isran Noor dan Wakil Gubernur (Wagub) Hadi Mulyadi diakhir masa jabatannya.
Ia mengatakan, ini menjadi kesempatan terakhirnya menghadiri rapat paripurna sebelum 30 September 2023 mendatang, di gedung utama, Karang Paci, Kota Samarinda, pada Selasa (12/09/2023).
“Mungkin ini adalah yang terakhir saya bersama Wakil Gubernur hadir di depan anggota DPRD Kaltim yang terhormat ini, karena kami akan mengakhiri masa jabatan di tanggal 30 September 2023,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, orang nomor satu di Kaltim tersebut memaparkan hasil capaian selama 5 tahun menjabat bersama Hadi Mulyadi.
“Pasti banyak hal-hal yang tidak dicapai, kalaupun ada yang dicapai belum memuaskan,” bebernya.
Isran Noor masing menyinggung terkait angka kemiskinan 6,11 persen yang menurutnya meski tidak tinggi dibanding nasional, namun menjadi beban sebelum purna tugas.
“Apa yang paling kami buat dengan pak Hadi masih belum puas, Kaltim provinsi kaya tetapi masih ada orang miskin. Itu yang mengganjal perasaan, walau angka nasional jauh lebih bagus,” tuturnya.
Dirinya menyebutkan bahwa, pemerintah provinsi (Pemprov) setiap tahunnya berusaha mengurangi kemiskinan yang berada di Kaltim.
“Kita setiap tahun, berusaha mengurangi kemiskinan ternyata berat. Berbagai upaya yang telah kita lakukan, bahwa tingkat kemiskinan itu ternyata macam-macam,” sebut Isran Noor.
Salah satu upaya Pemprov ialah menerbitkan peraturan gubernur terkait dengan pembangunan Rumah Layak Huni (RLH) di seluruh pelosok Kaltim.
“Saya lihat itu karena memiliki rumah yang tidak layak, mereka memiliki tempat tinggal yang tidak layak. Bukan hanya rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), rehab itu bagus, tapi menurut saya yang bagus untuk mengurangi tingkat kemiskinan adalah membangun rumah baru,” jelasnya.
Dimana, pembangunan RLH ataupun Rehabilitasi RTLH itu berkerja sama dengan pihak swasta yang telah dimulai dari tahun 2022 hingga 2023.
“Mudah-mudahan ini bisa dilanjutkan seterusnya, itu dengan para pengusaha yang beroperasi di Kaltim. Yaitu penggunaan dana CSR perusahaan di Kaltim,” harap Isran.
Isran juga mengatakan, bahwa selama ini, dana CSR perusahaan itu digunakan dengan berbagai macam kegiatan, seperti keagamaan, kesehatan, pendidikan dan lainnya. Namun, persoalan rumah yang menjadi penyebab kemiskinan tidak dijangkau.
“Sedangkan dari pemerintah sudah ada program-program tersebut, tapi persoalan rumah yang jadi penyebab kemiskinan sangat dibutuhkan kecuali dengan rehab tersebut. Jadi itulah sebabnya dari tahun lalu kita lakukan. Mudah-mudahan bisa terselesaikan 500 sampai 700 unit rumah,” jelasnya.
“Jadi fokus dana CSR perusahaan baik itu tambang, kebun, peradangan, dan lainnya, ini difokuskan ke pembangunan RLH,” pungkas Isran Noor.
Penulis: Cintia Rahmadani