Samarinda, kaltimnow.id – Direncanakan oleh Kemendikbud, tahun depan sekolah secara luring atau tatap muka langsung diadakan.
Komisi IV DPRD Kaltim, Puji Setyowati mengatakan, harus membatasi jumlah peserta didik. Dan melalui media massa dalam pemberitaan, diharapkan semua informasi dalam persiapanan sekolah tersebut dapat sampai ke seluruh masyarakat, khususnya para guru dan orang tua.
“Jika memang di wilayah tersebut memungkinkan untuk tatap muka itu boleh-boleh saja, dan jika tidak jadi diadakan juga tidak ada sanksi,” katanya, Rabu (2/12/2020).
Kemudian, ia menjelaskan tidak mengehendaki adanya sanksi bagi sekolah yang tidak jadi menggelar. Pasalnya kesehatan peserta didik dan guru menjadi hal utama yang harus diprioritaskan.
Selanjutnya, dalam skenario yang akan diterapkan. Setiap sekolah harus mengurangi jumlah siswa sebanyak 50 persen. Dan memperhitungkan kapasitas ruang kelas.
“Maka nantinya akan digunakan pergantian jam, ada yang masuk pagi dan siang, jika kapasitas ruang kelas tidak memadai,” tuturnya.
Pihaknya pun, nantinya akan memberikan edukasi dan simulasi saat siswa belajar secara langsung di sekolah hingga pulang. Sampai bekal makanan pun wajib dibawa siswa.
Dengan begitu para siswa tidak akan berkumpul di kantin dan mencegah terjadinya kerumunan.
“Sementara kantin belum boleh dibuka, khawatirnya ada penumpukan siswa untuk membeli makanan,” pungkasnya. (adv/ant)