Sebanyak 20 Ton Pisang Asal Kaltim di Ekspor ke Malaysia

Samarinda – Dalam memperingati Gebyar Pertanian yang ke-3 di Regional Kalimantan, Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) turut melepas komoditas ekspor pisang asal Kutai Timur ke Malaysia. Ini merupakan kedua kalinya dilakukan, setelah sukses ekspor perdana pada bulan Oktober lalu.

Bekerjasama dengan Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, acara ini turut dihadiri oleh Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor dan Wakil Walikota Samarinda M. Barkati.

“Sebanyak 20 ton pisang kepok yang berasal dari petani binaan Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Kecamatan Kaliorang akan diekspor ke Malaysia, yang dilepas langsung oleh Gubernur Kalimantan Timur,” kata Kepala Karantina Pertanian Samarinda Agus Sugiyono, Sabtu (30/11/2019).

Sementara itu Kepala Karantina Pertanian Balikpapan Abdul Rahman mengatakan, akan terus melakukan pembinaan sekaligus mendatangkan pembelinya kepada petani, agar petani memperoleh harga lebih baik.

Kedepannya, Ia berharap geliat ekspor nonmigas di Kalimantan Timur ini tidak hanya pisang kepok saja, tetapi juga dapat mendorong potensi ekspor porang, nanas, buah naga, dan salak.

Selain pelepasan ekspor, kesempatan ini digunakan pula untuk memperkenalkan aplikasi I-Mace (Indonesian Map of Agricultural Commodities Eksport) yang merupakan aplikasi besutan Kementerian Pertanian oleh Badan Karantina Pertanian yang berisi peta potensi komoditas pertanian untuk diekspor yang terdapat di wilayah Kalimantan Timur.

Aplikasi I-Mace ini diberikan langsung kepada Gubernur Kaltim oleh Kepala Karantina Pertanian Balikpapan dan Samarinda.

“Dengan Aplikasi I-Mace ini diharapkan dapat membantu Pemprov untuk mengkaji potensi ekspor dan menyediakan pelaku usaha serta regulasi yang berpihak pada pengembangan agribisnis setempat”, ujar Abdul Rahman.

Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor sangat mengapresiasi yang tinggi kepada Karantina Pertanian Balikpapan dan Samarinda, karena atas bantuannya petani daerah bisa ekspor ke luar negeri, apalagi Kalimantan Timur sebagai calon ibu kota nantinya memiliki berpotensi besar dalam perdagangan internasional.

“Semoga pembinaan ini tidak terputus sampai di sini agar petani kita dapat terus menikmati hasil pertaniannya”, tutup Isran Noor.

Tren kebutuhan dunia akan ekspor nonmigas Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data BPS, peningkatan ekspor komoditas pertanian sejak 2013 hingga 2019 sebesar 28,6 persen. Kalimantan Timur sendiri menempati urutan ketiga sebagai provinsi yang memberi sumbangan terbesar terhadap ekspor nasional pada tahun 2019. (kmn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *