Sebanyak 72 Peserta Diajak Disdikbud Kaltim Jelajah Cagar Budaya di Balikpapan

Balikpapan, Kaltimnow.id – Sebanyak 72 peserta dari SMA, SMK dan MA se-Kalimantan Timur (Kaltim) diajak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim jelajah cagar budaya di Balikpapan.

Adapun objek yang dikunjungi yaitu, Tugu Mahakam Jepang, Bunker Jepang Persatuan, Bunker Jepang PT.Rimex, meriam Jepang Markoni, Rumah Lengkung PNW, Makam Aji Kerta Intan Gunung Kemendur, Meriam Jepang Sidodadi, Rumah Panggung Dahor 1, Museum Kodam Mulawarman dan Tugu Perdamaian km.13.

Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kaltim, Robiana Hastawulan, mengatakan kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan generasi muda dalam menjaga dan melestarikan cagar budaya yang memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan,agama, dan kebudayaan.

“Ini sebagai pengenalan peserta didik terhadap potensi-potensi cagar budaya yang ada di sana. Penjelajahan cagar budaya di internalisasikan dalam bentuk edukatif-kultural, relatif, produktif dan inovatif,” katanya, Senin (24/7/2023) siang.

Sesuai dengan UU nomor 11 tahun 2010 dinyatakan secara tegas bahwa program pelestarian cagar budaya mencakup 5 tujuan. Mulai dari melestarikan warisan budaya bangsa dan umat manusia, meningkatkan harkat dan martabat bangsa melalui cagar budaya, memperkuat kepribadian bangsa, meningkatkan kesejahteraan rakyat, hingga mempromosikan warisan budaya bangsa kepada masyarakat internasional.

“Kaltim dikenal dengan masyarakat heterogennya. Baik suku asli, maupun pendatang yang memiliki ragam budaya,” ujarnya.

Salah satu suku asli di Kaltim ialah Kutai dan Dayak. Keduanya memiliki karakteristik yang berbeda. Kutai dikenal dengan kerajaan tertua hingga benda-benda cagar budaya yang langka. Sedangkan Dayak, kaya akan adat istiadat, ritual, hingga kebiasaan turun-temurun dari nenek moyang terdahulu.

“Kegiatan ini merupakan wahana menumbuhkan kecintaan dan untuk meningkatkan apresiasi generasi muda terhadap warisan budaya,” ungkap Ana.

Terpisah, Ketua Panitia dari Bidang Kebudayaan, Priangga Wicaksana menjelaskan, peserta didik dibekali materi kecagarbudayaan yang disampaikan langsung oleh UPT Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XIV Kemendikbudristek RI, tim ahli cagar budaya, dan sejarawan.

“Peserta didik wajib menghargai budaya sekaligus memahami wisata dengan nilai-nilai edukatif, rekreatif, dan edukatif,” jelasnya.

Angga berharap, generasi muda mampu meningkatkan pemahaman tentang sejarah dan cagar budaya, juga mempromosikannya.

“Harapannya, mereka bisa membangun kesadaran dalam melestarikan budaya melalui bingkai kebhinekaan,” pungkasnya. (iko)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *