Sepenggal Kisah Yurni Handayani, Peraih Juara 3 Pemuda Pelopor Nasional 2023

Samarinda, Kaltimnow.id Jangankan mengejar, terlintas saja di pikirannya untuk menjadi salah satu pemenang dalam pemilihan Pemuda Pelopor Nasional 2023, tak terbersit sekali pun di benak Yurni Handayani. Kegiatan yang ia tekuni karena berlandaskan hobinya di bidang pendidikan, membawa dara 27 tahun ini mendapat apresiasi yang jauh melampaui ekpektasi pribadinya.

Lahir di Samarinda, 24 Agustus 1996, Yurni atau kerap disapa Uning di kesehariannya, mengawali bangku sekolah di SD Negeri 006 Samarinda. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 7, yang menjadi awal ketertarikannya pada lingkungan di sekitarnya.

“Pas di SMP ini ada motivasi pribadi yang ingin melakukan hal-hal positif. Karena, di lingkungan saya saat kecil, banyak remaja yang mulai berjudi dan mabuk-mabukan,” Yuni mengawali ceritanya.

Melihat situasi yang tidak kondusif dalam membentuk karakter anak-anak di lingkungan tinggalnya, Yuni kecil sudah berpikir jauh ke depan. Ia pun bertekad untuk mampu menciptakan generasi yang baik tanpa terpengaruh dengan gaya pergaulan yang negatif di lingkungannya.

Saat itu, Yuni kerap mengajar baca tulis dan mengaji anak-anak di lingkungannya. Didukung kedua orang tuanya, Yuni memanfaatkan rumahnya yang berada di Jalan Anggur Samarinda, sebagai tempatnya mengajar.

“Dulu saya banyak mendengar keluhan orang tua, mereka bingung untuk membatasi waktu bermain anak-anaknya, dan ingin bisa diikutkan dalam kegiatan posituf. Jadi, saya pun memanfaatkan rumah untuk tempat mereka bermain dan belajar,” jelasnya.

Semakin hari, anak-anak yang ikut kegiatan belajar di rumahnya pun semakin bertambah. Selain mengajar baca tulis dan mengaji, anak-anak itu juga meminta dirinya untuk bisa mengulang pelajaran di sekolah. Untuk mempermudah prosesnya, Yuni pun mulai mengelompokkan anak-anak itu sesuai dengan usia. Kemudian juga memberdayakan murid-murid yang lebih senior untuk ikut berperan dalam mengajar.

“Seperti yang sudah mengaji Alquran, mengajari yang masih Iqro. Bahkan, kami membuat kelompok pengajian Nurul Hidayah. Isinya acak, bukan hanya tentang agama, tapi juga pelajaran di sekolah,” bebernya.

Selepas menamatkan sekolah di SMA Negeri 5 Samarinda, Yuni memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mulawarman (Unmul). Sebuah fase yang kian mempertajam pola pikirnya.

Dengan semakin padatnya kegiatan yang ia inisiasi, orang tuanya memberikan izin untuk menggunakan lahan kosong milik keluarga untuk dibangun sebuah wadah yang lebih representatif. Inilah yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya Yayasan Kaindea Study Center. Sebuah lembaga yang kemudian membawahi dua unit institusi pendidikan, PAUD dan TK Cakrawala Kaki Langit (Cakala).

“Kayak mimpi saja, dulu enggak pernah kepikiran bakal punya yayasan. Alhamdulillah, ini sebagai satu langkah maju dari semua proses yang terus ku jaga. Karena memang dasarnya suka sama anak-anak,” tambahnya lagi.

Berawal dari sini, oleh sepupunya nama Yuni didaftarkan pada proses seleksi pemuda pelopor tahun 2022. Bahkan Yuni mengaku tidak tahu menahu tentang ajang tersebut. Tapi, akhirnya ia tetap mengikuti rangkaian tahapan seleksi untuk tingkat kota. Hanya saja, saat itu ia belum dinyatakan lolos.

Dengan aktifitas yang terus berlanjut, Yuni kembali dihubungi oleh panitia seleksi tingkat kota di tahun ini. “Awalnya nggak niat, karena mau fokus. Apalagi saya tengah menempuh pendidikan S2. Setelah dipertimbangkan, saya coba dulu saja dan alhamdulillah bisa tembus sampai nasional,” tutupnya. (dan/adv/disporakaltim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *