Ponorogo, Kaltimnow.id – Sejumlah Sekolah Dasar Negeri (SDN) di wilayah Ponorogo alami sepi peminat, bahkan beberapa sekolah sampai tidak ada siswa baru yang mendaftar, pada tahun 2023 ini.
Seperti di SDN Jalen Kecamatan Balong, Ponorogo yang tidak ada sama sekali siswa baru mendaftar. Padahal, jumlah pagu yang harus diisi 28 anak.
Dikutip dari Detikjatim, pada hari pertama sekolah tanggal 17 Juli 2023, tidak ada satupun peserta didik baru di sekolah tersebut. Para guru terlihat pasarah, karena sejumlah usaha telah mereka kerahkan untuk menarik minat para calon wali murid.
Kepala Sekolah SDN Jalen Dedi Adi Nugroho mengungkapka, ada dua orang pendaftar, tetapi mereka mengundurkan diri, karena takut anaknya tidak mendapatkan teman di sekolah.
“Jika saja ada lima murid, mereka mau masuk. Tetapi kalau hanya dua orang dengan berat hati saya sarankan cari sekolah lain,” ungkapnya, Selasa (18/7/2023) pagi.
Berbagai Upaya telah dilakukan oleh pihaknya, seperti mendatangi para calon wali murid sebelum dibukanya Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
“Berbagai cara telah dilakukan sebelum pembukaan, dari ke rumah ke rumah dengan memberikan seragam gratis, serta tabungan senilai Rp 100.000 untuk membeli buku pendamping LKS, dan siap memberikan uang transportasi Rp 150.000 setiap bulannya kepada murid yang bersekolah di sini. Uang itu dari sumbangan para guru,” katanya.
Sampai tanggal penutupan PPDB, tidak ada wali murid yang mendaftarkan anaknya bersekolah di SDN Jalen. Hal ini dirasakan sejak lima tahun terakhir, yang memperlihatkan jumlah siswa yang masuk semakin menurun setiap tahunnya.
“Sudah lima tahun terakhir, murid yang masuk semakin sedikit,” tuturnya.
Tahun ajaran lalu, SDN Jalen hanya mendapat 1 siswa, tahun ini tidak mendapat murid. Dengan rincian, kelas 1 kosong, kelas 2 ada 1, kelas 3 ada 3, kelas 4 ada 5, kelas 5 ada 5, kelas 6 ada 10, total 24 siswa.
Para wali murid lebih memilih sekolah di MI. Sehingga semakin tahun peminat siswa bersekolah di SD menurun.
Dedi pun berharap, sekolah satu-satunya di Jalen ini jangan sampai ditutup. Melihat tenaga pengajar disana yang telah memiliki sertifikasi serta fasilitas yang memadai.
“Kami berharap jangan sampai ditutup, tetapi kembali lagi ke Dinas Pendidikan yang akan menentukannya,” harapnya.
Hal senada pun diungkapkan oleh Kepala Sekolah SDN Setono Prayitno, pihaknya masih terus membuka penerimaan peserta didik baru. Pasalnya hanya ada satu orang saya yang mendaftarkan diri.
“Dari tahun kemarin, setelah aktif belajar biasanya ada siswa yang menyusul mendaftar. Ada lima anak, sedangkan tahun ini hanya satu,” ungkapnya.
Menurutnya, jumlah ini jauh dari yang diharapkan. Meski Prayitno menyadari persaingan sekolah saat ini sangat ketat. Para wali murid lebih memilih menyekolahkan anaknya ke MI dibanding SD.
“Selain itu usia TK dari Setono juga sedikit, itupun sudah diperebutkan dengan sekolah lain,” pungkas Prayitno. (Ant)