Samarinda, Kaltimnow.id – NKRI adalah bentuk negara yang terdiri dari banyak wilayah dan kepualauan yang tersebar dengan keanekaragaman adat, suku, budaya, dan keyakinan yang memiliki tujuan dasar menjadi negara merdeka.
Maka, untuk meningkatkan kecintaan kepada NKRI, seluruh warga negara harus membangun rasa saling menghargai dengan segala macam perbedaan latar belakangnya.
Salah satu upaya Pemerintah dalam meningkatkan kecintaan masyarakat kepada bangsanya, dengan menggelar Sosialisasi Wawasan Kebangsaan (Sosbang), yang mana, saat ini sedang gencar di gelar oleh anggota DPRD provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Seperti anggota DPRD provinsi Kaltim Eddy Sunardi Darmawan, yang menggelar Sosbang di Aula Serbaguna Kelurahan Klandasan Ilir, Kecamatan Balikpapan Kota, pada Minggu (30/10/2022).
Dirinya menyampaikan, Indikasi melemahnya wawasan kebangsaan dapat diperhatikan dalam fenomena seperti menguatnya semangat primordialisme dalam pelaksanaan otonomi daerah, tumbuhnya gejala disintegrasi bangsa, dan munculnya sikap apatis terhadap proses pembangunan nasional.
Sosialisasi wawasan kebangsaan dan bela negara ini penting dilakukan, terutama menyikapi fenomena lunturnya wawasan kebangsaan dan rendahnya bela negara dewasa ini.
“Para masyarakat perlu dibekali wawasan kebangsaan dan bela negara agar sebagai generasi penerus bangsa mereka dapat berperan serta dalam merawat NKRI,” kata Eddy.
Sosbang secara nasional menjadi agenda penting yang harus dilakukan. Dimana, sebut Eddy, pelaksanaanya harus melibatkan peran tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat agar dapat terus menciptakan iklim kondusif dan mendorong keterlibatan masyarakat secara aktif dalam proses pembangunan nasional.
“Dengan demikian diharapkan wawasan kebangsaan dapat menjadi dasar perekat yang signifikan atas keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam negara bangsa (nation state),” jelasnya.
“Peningkatan pemahaman terhadap kemajemukan sosial budaya sebagai pencitraan dari budaya bangsa Indonesia yang semakin dewasa merupakan upaya membangun citra diri didasarkan aktualisasi nilai-nilai kebhinekaan yang kita miliki. Untuk itu diharapkan tindakan nyata agar kebhinekaan ini tetap terjaga,” sambung Eddy.
Untuk meningkatkan wawasan kebangsaan serta mewaspadai berbagai ancaman baik dari dalam maupun luar negeri yang menggerogoti wawasan kebangsaan dan bela negara Indonesia.
Ia menyebut ada dua ancaman besar dari dalam negeri, yaitu radikalisme dan separatisme. Sementara ancaman dari luar negeri antara lain perang modern dan proxy war, dampak negatif globalisasi, bahaya narkoba, dan bahaya terorisme.
Selain itu, untuk membangun sikap bela negara diperlukan character building yang berbasis pada konsensus dasar bangsa Indonesia.
“Republik Indonesia tetap berdiri tegak karena kita menjunjung 4 konsensus atau pilar dasar kehidupan berbangsa dan bernegara Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika & NKRI,” pungkasnya.
Penulis: Cintia Rahmadani