Jakarta, Kaltimnow.id – Seorang suami di Jakarta tak terima sang istri diduga mengalami pelecehan seksual dari sejumlah rekan kerjanya di sebuah perusahaan mainan anak-anak. Adapun dugaan tersebut terungkap melalui unggahan Twitter akun Bernama @jerangkah alias Richo Pramono, sang suami.
Pada unggahannya, ia menceritakan awal mula pelecehan terjadi, ketika istrinya diminta menjadi model foto produk kantornya.
“Istri saya mendapat pelecehan berupa chat di grup pertemanan kantornya. Cerita berawal saat istri diminta menjadi model foto produk kantornya,” ungkapnya dikutip dari Asumsi.co.
Usai sesi foto, Richo menjelaskan sang fotogtafer berinisial DC mengambil salah satu frame foto yang menunjukkan bagian punggung istrinya tanpa izin. Foto tersebyt tidak digunakan untuk kebutuhan kantor, namun untuk menjadi bahan pelecehan istrinya di grup WhatsApp kantor.
“Bukan hanya tidak ijin, foto tersebut diambil saat istri belum siap untuk memulai proses pemotretan. Masih fitting. Itu kenapa masih ada bra yg melekat di punggung. Beda dengan foto hasil yg digunakan unit bisnisnya,” jelasnya..
Setelah dibagikan ke grup, Richo mengatakan ‘sambutan’ dari sesame rekan kantor istri kemudian muncul. Ia pun mengupload cuplikan gambar tersebut dari dalam grup WhatsApp istrinya.
Sontak, pria berinisial SB mengeluarkan komentan tak senonoh terhadap foto istri Richo yang diupload oleh DC.
“Sontak sekujur tubuh saya merasa dingin dan gemetar hebat menahan rasa sakit hati dan emosi yang sangat mendalam. Tidak habis pikir dengan ringan jempolnya ada pria menjadikan kata kata melepas bra istri orang sebagai bercandaan,” ujar Richo.
Richo juga menyampaikan, adanya dugaan pelecehan juga melibatkan dua karyawan lainnya, berinisial T dan VV. Ia mengungkapkan keduanya menggunakan foto lain sebagai bahan candaan seronok.
“Seolah ngeframing istri saya dan temannya di foto tersebut seperti pelacur yang tengah ‘menjajakan jasa’. Kenapa lucu? Salah satu pelakunya perempuan!,” terang Richo.
“Bisa bisanya hanya karena istri saya duduk berdua dengan temannya, setelah mengenakan baju produk kantornya, lalu diframing dengan kata kata ‘Lagi nunggu dipilih’,” sambungnya.
Tak hanya itu, Richo mengatakan DC sampai menyeret anaknya dalam percakapan tersebut.
“Yang saya sensor di belakang kalimat ‘lihat mama mu’ adalah nama anak saya. Entah di mana nurani mereka menyematkan nama anak saya di tengah percakapan bodoh macam ini,” kata Richo.
“Istri saya hanya ingin bekerja dengan niat memberikan kontribusi terhadap rumah tangga. Namun ternyata meski bekerja di industri yg established, tidak kemudian membuat ia terlepas dari risiko pelecehan. Lalu ia mengundurkan diri,” ungkapnya.
Atas kejadian tersebut, Richo akan membuat gugatan kepada tim HR tempat istrinya bekerja, yakni menuntut menghapus kebijakan one mont notice untuk istrinya dan meminta memecat dengan tidak hormat kepada semua orang yang terlibat dalam kasus dugaan pelecehan tersebut.
“Kenapa harus dipecat? Karena banyak karyawan lain berhak mendapatkan lingkungan kerja yang sehat. Bukan diganggu oleh ekosistem toxic macam ini. Bibit predator seks berawal dari sini, dari pembiaran pembiaran lingkungan sekitar,” tegas Rcho.
“Banyak yg menggantungkan hidup dan mati keluarganya dari kantor ini. Sepatutnya mereka mendapat perlindungan dari perusahaannya. Tempat kerja yang sehat dan nyaman,” tambahnya.
Tak hanya sampai disitu saja, ia juga berencana untuk menempuh jalur hukum atas dugaan pelecehan yang menimpa istrinya.
Berdasarkan penelusurkan, istri Richo berstatus sebagai public relation PT Toys Games Indonesia (Toys Kingdom), bagian dari Kawan Lama Group yang berbasis di Jakarta. (Ant)
Respons Kawan Lama Group
Melalui akun instagram resminya, Kawan Lama Group mengaku sedang melakukan investigasi terkait kasus ini.
“Kawan Lama Group beserta unit bisnis tidak mentolerir segala bentuk pelecehan seksual dan kami berkomitmen untuk menghilangkan segala tindakan atau perilaku pelecehan di tempat kerja yang aman dan nyaman bagi semua karyawan,” tulis Kawan Lama Group.
“Kawan Lama Group mendukung langkah-langkah penyelesaian masalah tersebut dan akan bekerja sama dengan korban (karyawan Kawan Lama Group) untuk proses lebih lanjut,” demikian.