Wakil Ketua DPRD Kaltim Beri Pemahaman Soal Legalitas Kawasan Lahan APL

Kutai Kartanegara, Kaltimnow.id – Guna menjadikan petani di Benua Etam lebih baik, Wakil Ketua DPRD provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Berikan Pemahaman kepada masyarakat terkait legalitas kawasan lahan Area Penggunaan Lain (APL), Pertanian, Jalan Usaha Tani, Bantuan Pupuk, dan Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), di Kelurahan Loa Ipuh Darat, Tenggarong, pada Jumat (27/01/2023).

Dimana, dirinya menyampaikan, bahwa kawasan APL yang kosong dapat digarap dan dijadikan lahan pertanian atau yang lainnya.

“Mengenai legalitasnya, tadi di depan sepertinya Pak Bupati Edi Damansyah sudah menjelaskan. Selama tanah itu dimanfaatkan dan dikerjakan, maka bisa saja untuk surat-suratnya nanti diurus,” kata Samsun di sela-sela kegiatan Sosialisasi Perda Nomor 5 tahun 2019.

Bendahara DPD PDI Pejuangan Kaltim itu menyebut, pihaknya terus mendorong petani membuat Kelompok Tani untuk penyaluran bantuan, dari Pemerintah Provinsi (Pemprov), maupun Pemerintah Kabupaten (Pemkab).

“Kita terus mendorong petani untuk membuat kelompok – kelompok tani. Agar bisa menyerap bantuan yang berasal dari pemerintah, baik tingkat Kabupaten maupun Provinsi. Karena bantuan tidak diberikan untuk perorangan, namun perkelompok,” ujar Samsun.

Yang mana, menurut dia, bantuan pemerintah sangat memungkinkan diterima masyarakat manapun, seperti pupuk, alat mesin pertanian (Alsintan), dan peningkatan jalan usaha tani.

“Kita boleh tidak punya DPR, boleh tidak punya Presiden, boleh tidak punya TNI/Polri, tapi kita tidak boleh tidak punya petani. Karena setiap hari sejak bangun tidur produk para petanilah yang paling dicari, dari nasi, kopi, teh, sayur mayur dan lainnya,” tegas Samsun.

Oleh sebab itu, legislator dari fraksi PDI Pejuangan itu, meminta para petani lebih semangat. Apalagi dengan kedatangan IKN akan banyak permintaan yang harus diisi oleh produk pertanian.

“Inilah potensi besar di pertanian. Dimana, orang tua saya juga petani, beliau berpesan jangan dihitung pendapatan petani itu, biaya produksi dan hasilnya tidak sesuai harapan,” tuturnya.

“Sebab ini, bukan soal seberapa banyak dapat uangnya, namun lihat keberkahan petani itu. Petani itu hidup dan menghidupi, betapa mulianya petani itu,” sebut Samsun. (tia/adv/dprdkaltim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *