Mangrove Mentawir: Masa Depan Pariwisata Berkelanjutan di Penajam Paser Utara

Penajam Paser Utara, Kaltimnow.id – Mentawir, sebuah desa di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kaltim, menjadi sorotan sebagai salah satu destinasi eco tourism potensial. Dengan kekayaan ekosistem mangrove yang luas, Mentawir menawarkan pengalaman wisata berbasis alam yang memadukan pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat lokal.

Kepala Dinas Pariwisata Kaltim, Ririn Sari Dewi, menjelaskan bahwa pengembangan eco tourism di Mentawir masih dalam tahap awal.

“Saat ini, kami masih fokus pada inventarisasi infrastruktur yang diperlukan, termasuk apakah jogging track dan fasilitas lain bisa digarap oleh pihak terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum atau Inhutani. Pengembangan penuh baru akan terlaksana setelah 2026, karena saat ini prioritas di wilayah tersebut masih pada pembangunan infrastruktur Ibu Kota Nusantara (IKN),” kata Ririn.

Meski demikian, potensi pengembangan wisata mangrove di Mentawir tetap menjanjikan.

Kawasan ini tidak hanya menarik bagi wisatawan yang ingin menjelajahi keindahan hutan bakau, tetapi juga menjadi lokasi pelatihan keterampilan bagi warga setempat.

Salah satunya adalah pelatihan ecoprint, yaitu teknik mencetak kain menggunakan bahan alami dari daun dan tumbuhan di sekitar mangrove.

“Ecoprint adalah peluang besar bagi pemberdayaan masyarakat. Kami dapat mendatangkan pelatihan khusus untuk warga di sini, sehingga mereka dapat mengembangkan kerajinan berbasis ecoprint yang memiliki nilai jual tinggi,” ujar Ririn.

Inisiatif ini sejalan dengan program pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang akan dimulai secara intensif pada 2025. Dengan potensi besar dari sisi ekosistem dan keterlibatan masyarakat, Mentawir siap menjadi desa wisata berbasis mangrove yang unggul di Kalimantan Timur.

Pengunjung nantinya dapat menikmati keindahan hutan bakau, berjalan-jalan di atas jogging track yang menyusuri area mangrove, serta belajar tentang pentingnya pelestarian lingkungan.

“Mentawir ini sebenarnya menyimpan banyak potensi yang bisa dikembangkan. Tidak hanya sebagai tujuan wisata, tapi juga sebagai pusat pemberdayaan masyarakat,” tutup Ririn. (mul/adv/disparkaltim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *