Samarinda, Kaltimnow.id – Kasus terkonfirmasi Covid-19 di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pada Selasa (8/2) terus meningkat. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Satgas Penanganan Covid-19 provinsi Kaltim, jumlah terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai 159.836 kasus.
Kota Balikpapan menjadi penyumbang kasus terbanyak yaitu 138 kasus disusul Kabupaten Kutai Timur sebanyak 44 kasus. Sedangkan, pasien sembuh terbanyak berasal dari Kota Samarinda yaitu 38 orang. Maka, total kasus terkonfirmasi mencapai 159.836 kasus, dirawat 1059 kasus, sebanyak 153.320 kasus sembuh dan 5.457 meninggal dunia.
Selain itu, zona hijau di Kaltim hanya tersisa satu daerah, zona kuning satu daerah, zona orange satu daerah, dan zona merah sebanyak 5 daerah yaitu Kabupaten Kutai Timur, Kutai Kartanegara, Kota Balikpapan, Samarinda dan Bontang.
Plt Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Kaltim Deni Sutrisno mengatakan, terkait peningkatan kasus covid-19 untuk varian omicron dari penjelasan Plt kepala dinas kesehatan (Dinkes) belum terdeteksi di Kaltim.
“Karena itu dikirim ke laboratorium Jakarta untuk mendeteksi apakah varian itu, masih omicron, delta, atau yang lain. Sampai kemarin informasi yang ada belum ada namanya yang varian omicron di Kaltim,” katanya, saat di konfirmasi media, pada Selasa (08/02/2022).
Langkah pemerintah provinsi (Pemprov) untuk menanggulangi covid-19 yang meningkat di Kaltim, kata Deni, Pemprov telah mengirimkan edaran kepada Bupati-Wali Kota terkait kewaspadaan covid-19.
“Kita sudah mengirim edaran kepada Bupati/Wali Kota terkait kewaspadaan virus covid ini. Bukan hanya omicrom, yang jelas untuk covid kita buat edaran kepada Bupati/Wali Kota, dan nanti siang jam 2.30 kita ada video keterangan sama bapak Presiden termasuk dengan forkopimda,” jelasnya.
Dia mengatakan, kabupaten-kota harus memantapkan, dan memaksimalkan protokol kesehatan di masing-masing daerah, hal itu juga telah tercantum dalam edaran pemerintah untuk kabupaten-kota di Kaltim.
“Intinya dari edaran-edaran itu, satu memantapkan, dan memaksimalkan protokol kesehatan, kemudian vaksin untuk lansia, anak 6-11 tahun, termasuk juga ketersediaan vaksin, kesediaannya harus di monitor, dan itu dilaporkan ke provinsi kalau ada yang kurang, jadi itu di maksimalkan,” ucap Deni.
Terkait hal itu, Wali Kota Samarinda Andi Harun, menyampaikan Pemerintah kota Samarinda mengantisipasi masyarakat untuk tidak panik, dan berharap kerjasama antar daerah dapat dilakukan dengan baik untuk menekan angka penyebaran virus covid-19 semakin luas.
“Di daerah masing-masing dilakukan pengetatan, pemantauan, monitoring, meningkatkan testing dan tresing terhadap kasus-kasus yang sudah ada di daerahnya, sehingga masing-masing daerah kita terjaga, jadi kita berharap kerjasamanya,” harapnya.
Dirinya menilai, alternatif penyekatan, pembatasan keluar-masuk lintas daerah dan kerja sama masing-masing kepala daerah menjadi solusi, agar tidak tejadi seperti kasus tahun lalu, yang membuat penyebaran virus covid meluas dengan cepat.
“Alternatif penyekatan, pembatasan orang masuk lintas daerah itu tidak lagi terjadi seperti tahun lalu, tapi dengan masing-masing kepala daerah dan kepala perkompindanya meningkatkan kewaspadaan di masing-masing daerah, maka secara otomatis juga itu telah menciptakan ketenangan di masing-masing daerah,” tutupnya. (adv/kmf/cintia)