Kutai Kartanegara, Kaltimnow.id – Pandemi COVID-19 yang berjalan di tahun kedua, membuat para pelaku usaha mengalami penurunan pendapatan yang amat tajam, bahkan ada yang banting setir untuk bisa bertahan hidup.
Salah satu pelaku UMKM yang masih bertahan adalah Fazriah dari Desa Badak Baru, Kecamatan Muara Badak Kutai Kartanegara (Kukar).
Wanita berusia 53 tahun ini telah menggeluti usaha makanan ringan atau camilan sejak tahun 2010 silam. Ia mengatakan, walaupun penjualannya menurun tetapi ia tidak patah semangat untuk berusaha bangun dari keturpurukan.
Saat ini Fazriah menggeluti usaha kue cimi-cimi atau stik bawang, yakni kue yang berbahan dasar tepung terigu dan tapioka dengan memiliki dua varian rasa.
“Sekarang saya menjual kue cimi-cimi ada rasa seperti udang, dan keju. Kue stik bawang, bentuknya kecil seperti tusuk gigi,” katanya, Jumat (02/07/2021) siang.
Kepada reporter Kaltimnow.id, dia menjelaskan bahwa penjualannya menurun drastis akibat pandemi. Namun ia terus mencari inovasi dan belajar kepada sesama pelaku UMKM lainnya.
“Saya sering kesini karena banyak mendapatkan ilmu dari Bu Atih. Saya sering ikut dan berbagai ilmu yang saya dapatkan,” jelasnya.
Untuk kue cimi-cimi yang dijual oleh Fazriah, yakni Rp100 ribu untuk satu kilogramnya. Bahkan kini produknya itu dibeli konsumen hingga dari luar Muara Badak.
“Penjualannya selain di Muara Badak, sudah sampai Samarinda dan Balikpapan,” pungkasnya. (ant/adv)