Samarinda – Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) kembali melepas hasil olahan turunan kelapa sawit Palm Kernel Expeller (PKE) sebanyak 1.996,78 ton senilai 2,23 miliar tujuan Vietnam.
“Ekspor komoditas pertanian asal Samarinda terus kami gencarkan, selain (PKE) hari ini juga diekspor komoditas primadona Kalimantan Timur, hasil olahan kayu Veneer Kruing sejumlah 67,1627 m3 senilai 602 juta tujuan India dan beberapa komoditas lainnya,” ungkap Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Agus Sunanto yang mewakili Kepala Barantan saat lepas ekspor di Kantor Karantina Pertanian Samarinda, pada Kamis (08/08/2019).
Agus Sunanto menuturkan bahwa sebelumnya Kalimantan Timur merupakan salah satu daerah penghasil rempah di Kalimantan, namun seiring berkembangnya waktu Pulau Kalimantan menjadi penghasilan kayu terbanyak di Indonesia. Oleh karena itu hasil olahan kayu masih tetap menjadi primadona ekspor di Kalimantan Timur hingga saat ini.
Berbeda dengan pelepasan ekspor sebelumnya, kali ini juga turut dilepas ekspor komoditas potensial asli Kalimantan Timur yakni Lada biji sebanyak 5 ton dengan nilai ekspor sebesar 476 juta dengan tujuan ekspor ke Vietnam.
Kedepan, Agus mengajak para investor industri olahan untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan mengolah lada menjadi bentuk jadi, minimal setengah jadi.”Bisa berikan nilai tambah untuk masyarakat,” ujar Agus.
Karantina Pertanian Samarinda sebagai Unit Pelaksana Teknis Badan Karantina Pertanian berperan tingkatkan akselerasi ekspor dengan berikan layanan tercepat dan fasilitasi Phytosanitary Certificate (PC).
“Dengan dukungan Karantina Pertanian Samarinda dalam akselerasi ekspor produk pertanian dalam bentuk pelayanan cepat dengan Service Level Agreement 1 jam hingga 1 hari dengan pelayanan 24 jam 7 hari kerja ini diharapkan dapat meningkatkan akselerasi ekspor dari Kalimantan Timur hingga 200% dari tahun sebelumnya,” tambah Agus Sunanto.
Berdasarkan data sistem IQFAST (Indonesian Quarantine Full Automation System) Karantina Pertanian Samarinda tercatat sepanjang tahun 2018 sebanyak 266 kali ekspor mencapai Rp 82,42 miliar. Sedangkan periode Januari hingga Juli 2019, tercatat total nilai ekspor telah mencapai Rp 57,21 miliar.
Kepala Karantina Pertanian Samarinda, Agus Sugiyono mengungkapkan bahwa Kalimantan Timur memiliki beragam komoditas pertanian unggulan untuk diekspor.
“Di Kalimantan Timur berbagai komoditas unggulan seperti hasil karet olahan, produk kayu olahan seperti plywood, moulding, veneer kruing, lada biji dan produk olahan turunan kelapa sawit telah rutin di ekspor ke berbagai negara seperti Cina, Vietnam, Myanmar, India, Taiwan, dan bahkan hingga ke Amerika Serikat,” jelas Agus Sugiyono.
Agus Sugiyono menambahkan, terdapat beberapa komoditas pertanian dan bahan asal hewan yang memiliki potensi ekspor dari Kalimantan Timur namun hingga saat ini belum dapat diekspor langsung dari Samarinda, seperti pisang kepok asal Kecamatan Kaliorang Kutim, nanas sarikaya asal Kecamatan Palaran, sarang burung walet asal Samarinda, Kutim dan Kubar serta taring babi asal Kubar.
Pada kesempatan yang sama, Walikota Samarinda yang diwakili Asisten II, Endang Liansyah menyampaikan Pemerintah Kota Samarinda mendukung penuh adanya program akselerasi ekspor yang digalakkan Kementan melalui Barantan. Pihaknya juga menyambut baik ajakan untuk mengundang lebih banyak investor industri
olahan khususnya untuk mengolah produk-prosuk pertanian asal Samarinda.
Endang menambahkan dengan adanya fasilitas penerbangan langsung dari Samarinda melalui Bandara APT. Pranoto ini, diharapkan kedepan komoditas potensial tersebut dapat menjadi komoditas ekspor langsung dari Samarinda.
Sejalan dengan arahan Presiden Jokowi melalui Menteri Pertanian untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, yakni ekspor dan investasi maka Barantan dan seluruh jajaran unit kerjanya lakukan terobosan dan percepatan layanan guna mendongkrak ekspor, tutup Agus.