Samarinda, Kaltimnow.id – Anggota Komisi II DPRD Kota Samarinda Abdul Rofik mengatakan banyak stigma menganggap bahwa profesi para petani kerap dipandang sebelah mata oleh sebagian orang.
Namun Abdul Rofik justru menyangga stigma tersebut, dirinya mengatakan bahwa petani kerap di anggap rendah padahal profesi ini cukup menggiurkan dari kaca mata ekonomi, apabila masyarakat mau menggelutinya dengan baik dan serius.
“Padahal, kalau ingin jadi pengusaha sukses, maka jadilah petani. Hanya saja persoalan yang terjadi di masyarakat, profesi petani sering kali dianggap tidak berpendidikan, jelek, kotor dan miskin,” ungkapnya pada Selasa (21/03/23).
Abdul Rofik menuturkan jika pihaknya tidak akan menyepelekan jerih payah petani dalam meningkatkan pasok pangan bagi Kota Samarinda.
“Jika benar-benar mau menjadi petani profesional, maka dengan sendirinya akan tahu jika orang kaya raya itu ada di sektor pertanian,” jelasnya.
Abdul Rofik mengambil contoh dari beberapa negara yang cukup berhasil bergelut di kehidupan pertanian. Layaknya seperti Jepang, Jerman dan New Zealand yang notabene bergelar doktor bahkan para master.
“Lalu mengapa mereka mau bertani, itu karena mereka tahu bertani adalah berbisnis. Bertani itu ibaratkan seorang manajer. Coba lihat, dia bisa mengendalikan harga,” terangnya.
Oleh karenanya, mereka yang maju sudah bisa mengelola dengan baik bahkan bisa tau waktu panen dan tanamnya.
“Mereka tahu kapan harus menanam, kapan harus panen. Ketika mereka mengendalikan itu, maka mereka lah yang akan menguasai bisnis sesungguhnya. Kan, inflasi ataupun resesi itu terjadi karena ketersediaan pangan,” paparnya.
Akan tetapi, persoalan sesungguhnya yang terjadi adalah para petani ini bukan pelaku bisnis tersebut. Melainkan, ada para oknum tengkulak bermain di belakang bisnis ini. Mereka lah yang mengendalikan harga.
“Kalau saja para petani ini benar-benar dibina kemudian dipahamkan bahwasanya mereka memiliki prospek yang tinggi dan pasar yang jelas, saya rasa tidak masalah,” pungkasnya. (mal/adv)