Samarinda, Kaltimnow.id – Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Muhammad Udin, mendesak pemerintah, untuk mengambil tindakan tegas terhadap praktik destructive fishing yang mengganggu kelompok nelayan tradisional di Kabupaten Berau.
Ia mengatakan bahwa praktik ini telah merusak sumber daya ikan dan lingkungan, dan perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak, terutama pemerintah.
Udin menjelaskan, ada surat terbuka yang ia terima dari Kelompok Nelayan Marlin, yang beroperasi di Balikukup, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Berau.
“Surat ini berisi keluhan tentang penangkapan ikan menggunakan bahan kimia, bahan peledak, setrum, dan alat tangkap yang merusak lingkungan,” terangnya, Kamis (26/10/2023).
Marlin merupakan kelompok nelayan tradisional yang biasanya menggunakan metode tangkap ikan ramah lingkungan seperti pancing dan rawai.
Mereka berbeda dari nelayan kompresor yang menggunakan peralatan yang merusak sumber daya laut.
Menurut Udin, aktivitas destructive fishing ini telah menyebabkan kerusakan pada terumbu karang setiap hari.
Kelompok nelayan tradisional di Kabupaten Berau merasa terancam, dan jika praktik ini tidak dihentikan, akan berdampak pada ekonomi mereka dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan keluarga serta biaya pendidikan anak-anak.
Udin berharap Pemerintah Kaltim dapat segera mengirimkan agen-agen mandiri ke lokasi tanpa perlu berkoordinasi dengan aparat lokal yang dianggap tidak terpercaya oleh kelompok nelayan.
“Permintaan ini disampaikan sebagai langkah meminta untuk melindungi lingkungan laut dan mata pencaharian kelompok nelayan tradisional di Kaltim,” tandasnya. (tia/adv/dprdkaltim)