Kutai Kartanegara – Banyaknya lubang bekas tambang batu bara menjadi salah satu problematika di desa Batuah Kecamatan Loa Janan, Kutai Kartanegara.
Kepala Desa Batuah, Rasyid sejak bulan Juni 2020, mulai memanfaatkan lahan tambang untuk di jadikan lahan pertanian guna dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan mendorong desanya di bidang pertanian.
“Memang Desa Batuah ini dikelilingi banyak sekali perusahaan tambang batu bara, dan banyak pula dari perusahaan ini yang sudah mulai tutup. Kini lahan-lahan tambang kosong tersebut kami olah menjadi lahan pertanian, ini sudah kita uji coba dari bulan Juni lalu,” ujar Rasyid, Jumat (04/12/2020) siang.
Dalam pelaksanaannya, program tersebut juga tidak lepas dari hasil kerjasama pihak perusahaan batu Blbara setempat.
“Kami sebagai pelaksana program ini, juga mendapat suport dan dan inisiasi dari PT Anugerah Bara Kaltim. Yang dimana pencanangannya akan 40 hektar sawah,” tambahnya.
Ia juga mengatakan dalam waktu tiga bulan, dua hektar sawah sudah dapat menghasilkan 14 ton gabah, dan pihaknya akan terus meningkatkan kulaitas untuk bisa memenuhi target pangan.
“Dari hasil melakukan uji coba 2 hektar sawah pada bulan Juni 2020 dan dalam kurun waktu tiga bulan telah menghasilkan 14 ton gabah, ini kita akan tingkatkan lagi kedepanya untuk tahun depan juga, sehingga bisa memenuhi target yang akan di rencanakan,” jelasnya.
Rasyid pun memprediksi apabila dalam setahun bisa menghasilkan 7 ton gabah, maka Desa Batuah mampu mencapai subsidi beras dan sayur secara mandiri.
“Jika satu tahun panen sebanyak tiga kali, dan satu hektar sawah menghasilkan gaban 7 ton, maka ini bisa di prediksi mampu mencapai subsidi beras dan sayur secara mandiri,” paparnya.
Untuk menciptakan desa yang mandiri, pihak Desa Batuah berupaya ikut dalam Program Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) untuk mendorong masyarakatnya dan mengembalikan lagi nama Desa Batuah yang terkenal dengan pertaniannya. (yue)