Samarinda – Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM (Disperindagkop) Kalimantan Timur mengadakan bimbingan teknis kepada pelaku industri kecil menengah untuk membuat baju hazmat dan masker kain yang sesuai dengan standar kesehatan.
Bimbinhan tersebut diselenggarakan selama lima hari kedepan, mulai dari tanggal 08-12 Juni 2020, di Gedung Graha Ruhui Rahayu di Jalan Ir H Juanda, Kelurahan Air Hitam, Kecamatan Samarinda Ulu.
Instruktur Gramen Apparel BLK Samarinda Putri Mia Minarti mengatakan, para peserta latihan diberdayakan untuk membuat baju hazmat dan masker kain.
“Hari ini kami bekerjasama dengan Dinas Perindagkop dan UKM Provinsi Kaltim untuk mengadakan bimbingan. Apalagi kita sudah masuk “new normal” yang dimana masker sekarang menjadi kebutuhan sehari-hari kita,” kata Mia, pada Senin (08/06/2020) siang.
Wanita yang akrab disapa Mia itu menjelaskan, baju hazmat sendiri memiliki bahan yang khusus dan berbeda dengan baju-baju lainnya.
“Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat baju hazmat itu khusus, dari kainnya sendiri itu menggunakan kain spunbond 75 gram yang medium,” jelasnya.
Kain jenis spunbond dipilih, kata Mia karena memiliki keunggulan tidak tembus air dan ada lapisan plastik, sehingga besar kemungkinan para tenaga medis tidak terpapar virus corona.
Sedangkan untuk teknik pembuatan baju ini memiliki teknik tersendiri karena harus membuat ukuran yang dapat dipakai oleh siapapun.
“Karena baju hazmat ini dibuat all size atau semua badan bisa masuk. Dan untuk buka tutupnya menggunakan ritsleting bukan kancing. Untuk di ritsletingnya ada dikasih kain lagi jadinya double. Karena kan harus benar-benar tertutup rapat,” ucapnya.
Setelah baju hazmat selesai dibuat, proses selanjutnya adalah pengecekkan kembali untuk mengetahui apakah ada lubang di baju tersebut.
“Kita cek ulang sebanyak dua kali, Sebelum di packing dan sesudah. Hal ini untuk memeriksa apakah ada yang bolong atau tidak saat proses pembuatannya. Soalnya jika ada bolong sedikit aja itu sudah tidak lolos,” tuturnya.
Sedangkan untuk baju hazmat yang telah dibuat dan ada lubang kecil, Mia menambahkan dapat menutupnya dengan lem khusus.
“Untuk menutup lubang kecil itu kita ada menggunakan solatip khusus. Karena sudah terlanjur dibuat daripada tidak terpakai sama sekali, kita beri solatip itu sendiri,” pungkasnya.
Dengan adanya bimbingan tersebut, diharapkan para peserta dapat secara mandiri membuat baju hazmat sesuai dengan standar dari Kemenkes RI serta dapat menyebar luaskan ilmu yang sudah didapat. (mer)